METROPOLITAN - Tim Kampanye Nasional 80 JUTA SUARA (TKN) Joko Widodo (Jokowi)- Ma’ruf Amin menunjukkan perhitungan suara jagoan mereka di real count internal yang sudah meraup 80 juta suara. Jauhnya selisih dengan pasangan Prabowo SubiantoSandiaga Uno yang mencapai 18 juta membuat TKN yakin jika ini hasil murni tanpa kecurangan.
Ketua TKN, Erick Tohir, menegaskan pihaknya tidak akan melakukan kecurangan pada pilpres 2019. ”Inilah yang terus kita di TKN jaga, bahwa kami tidak mungkin memulai sesuatu yang besar diawali dengan kecurangan. Kita tidak akan ke sana,” ujar Erick. Berdasarkan hasil perhitungan suara yang dilakukan TKN pada pukul 17:52 WIB, data masuk dari 716.718 TPS menempatkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin memperoleh 80.004.932 suara, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperoleh 62.666.589 suara.
Erick mengatakan, tujuan TKN mempublikasikan perolehan 80 juta suara bukan untuk menyombongkan kemenangan. Namun dalam sebuah kontestasi politik, pada akhirnya akan ada pemenangnya. ”Insya Allah kita di sini pun tidak ada maksud jemawa mengasih lihat bahwa ini lho 80 juta (suara, red). Tetapi memang pemilu itu harus ada di jalan yang itu,” lanjutnya. ”Artinya apa, ya memang setelah quick count ada real count. Real count itu sendiri sudah 71 persen. Yang intinya sebentar lagi 100 persen,” lanjutnya.
Erick menambahkan, hasil hitung cepat dan hasil hitung manual yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada dasarnya tidak jauh berbeda. Ia juga menegaskan TKN selalu bersikap transparan dalam melakukan perhitungan suara. ”Tetapi kalau kita lihat kembali dari data quick count dari data real count, nggak beda jauh kok. Dan Alhamdulillah kita sendiri banyak membuka dari war room kita, data kita kepada media, media asing atau siapa pun,” katanya.
Erick kembali menegaskan bahwa tidak ada kecurangan dalam pemilu 2019. Menurutnya, setiap pemilihan umum pasti ada kekurangannya. Ia juga menyinggung penemuan C1 yang menguntungkan pasangan PrabowoSandi. ”Mohon maaf kalau dibilang kecurangan, 18 juta gimana kecurangannya dan ini sama-sama kita jaga. Kalau ada perbaikan, kekurangan pasti ada. Sama ketika tadi bicara data C1 menguntungkan 02, ya sudah diproses saja secara hukum,” imbuhnya.
Namun ia mengaku penemuan C1 yang menguntungkan pihak 02 tidak sertamerta menuduh kubu Prabowo-Sandi melakukan kecurangan. Ia menegaskan bahwa perhitungan yang dilakukan TKN adalah data konkret dan bukan untuk dipermasalahkan. ”Tetapi kita jangan juga menuduh ’ternyata pihak daripada 02 di titik tertentu curang’, nggak. Tapi ini (real count TKN, red) data konkret yang kita sampaikan juga menjadi suatu hal yang terus dipolemikkan. Kasihan bangsa kita,” kata Erick. (dtk/els/run)