METROPOLITAN - Presidium Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD) mendorong partai berlambang mercy itu menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). GMPPD menuntut penyelenggaraan KLB Demokrat paling lambat 9 September 2019.
Sebagai informasi, sejumlah politikus senior Demokrat tergabung di GMPPD, antara lain Max Sopacua, Ahmad Mubarok dan Ahmad Yahya. ”Kami menetapkan momentum puncak GMPPD dengan menyiapkan, mendorong dan melaksanakan suksesnya KLB,” ucap anggota GMPPD Max Sopacua.
Max meyakini KLB Demokrat bisa menyelematkan nasib partai. Sebab, terjadi penurunan prestasi partai sejak pileg diselenggarakan dari 2009 hingga 2019. Tercatat, perolehan suara partai di pileg 2009 mencapai 21,7 juta. Demokrat menjadi partai pemenang pileg 2009. Perolehan Demokrat lantas menurun di pileg 2014 dengan 12,4 juta suara dan menempati peringkat empat.
Puncak penurunan terjadi di 2019. Demokrat hanya mendapat 10,8 juta suara dan menempati peringkat ketujuh di pileg 2019. Demi untuk penyelamatan Demokrat dan kontribusinya bagi kehidupan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan, GMPPD segera menyiapkan dan melaksanakan silaturahmi nasional untuk memanggil dan mengundang para kader dan keluarga besar Partai Demokrat,” ucapnya.
Max menuntut perombakan internal partai sebelum pemilihan umum 2024. Seluruh kader harus mengembalikan fitrah Demokrat sebagai partai tengah dengan ideologi nasionalis religius. Sementara itu, anggota Dewan Pem bina Demokrat Ahmad Mubarok turut mengamini ucapan dari Max.
Saat ini, terjadi penurunan prestasi partai yang mengacu dari perolehan suara pileg. Menurutnya, penurunan itu disebabkan partai tidak konsisten bersikap. Demokrat tidak lagi menganut ideologi yang dipegang sejak awal pembentukan. “Ada gejala penyimpangan dari prinsip ini sehingga ada penurunan elektabilitas yang sistematis,” kata Mubarok.
Sementara itu, KLB ini bertujuan mengganti posisi Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Max Sopacua mengatakan, sosok yang cocok menggantikan SBY adalah putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). “Bagi kami yang paling depan saat ini adalah AHY. Karena dia sudah kerja ke daerah-daerah,” ujar Max.
Walaupun diduga ada persepsi nantinya Partai Demokrat disebut partai keluarga, karena jabatan ketua umum selanjutnya adalah AHY. Max Sopacua mengakut tidak mempermasalahkan hal itu. Sebab mekanisme pergantian ketua umum harus lewat KLB. “Ini demi menyelamatkan Partai Demokrat ke depannya. Termasuk juga merombak struktur kepengurusan yang sudah terlalu keluar jalur. Termasuk jika AHY maju melalui KLB maka itu bukan masalah keluarga,” katanya. (jp/jpnn/els/run)