METROPOLITAN.ID - Gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo (M) 7,5 mengguncang lepas pantai utara Jepang pada Senin (8/12) pukul 23.15 waktu setempat.
Getaran kuat tersebut menyebabkan setidaknya 30 orang terluka, merusak berbagai infrastruktur, serta memutus aliran listrik ribuan rumah di tengah suhu udara yang mendekati titik beku.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) awalnya mencatat kekuatan gempa sebagai M 7,6 sebelum kemudian menurunkannya menjadi M 7,5.
Pihak JMA memperingatkan bahwa gempa susulan dengan kekuatan serupa atau bahkan lebih besar masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Tsunami 70 Sentimeter dan Peringatan Awal 3 Meter
Baca Juga: Bencana Mematikan di Sumatera: Korban Tewas Tembus 950 Orang
Gempa tersebut memicu gelombang tsunami setinggi 70 sentimeter di wilayah pesisir Aomori. Sebelumnya, JMA sempat mengeluarkan peringatan tsunami setinggi tiga meter, yang memicu kepanikan dan gelombang evakuasi besar-besaran.
Ribuan warga diimbau menuju tempat aman, dan menurut layanan darurat, sekitar 28.000 orang telah dievakuasi. Beberapa tempat penampungan dilaporkan penuh sesak dalam waktu singkat.
Setelah beberapa jam, JMA akhirnya mencabut peringatan tsunami menyusul meredanya ancaman gelombang besar.
30 Orang Terluka, Satu Korban Luka Serius
Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menyatakan bahwa 30 orang terluka akibat gempa di wilayah Aomori.
Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang menyebut salah satu korban mengalami luka serius di Prefektur Hokkaido.
Di Hokkaido, seorang reporter AFP menggambarkan situasi saat gempa: tanah bergetar hebat selama sekitar 30 detik, bersamaan dengan alarm ponsel yang meraung memberi peringatan darurat.
Baca Juga: Akun Instagram Ayu Puspita Apa? Ini Sosok Pemiliki WO yang Diduga Menipu Ratusan Calon Pengantin