METROPOLITAN.ID - Bencana Sumatra beberapa waktu lalu, menyisakan banyak luka bagi sejumlah masyarakat yang ada.
Salah satunya melanda Garoga, Kabupaten Tapanuli Selatan. Salah satunya, Gibran (9) banjir itu menyisakan pilu yang sangat mendalam.
Bocah berusia 9 tahun itu harus kehilangan rumah yang ia singgahi bersama kakek-neneknya di wilayah Garoga, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Baca Juga: Davina Karamoy Ancam Tempuh Jalur Hukum Usai Dituding Jadi Simpanan Eks Menpora
Bersama tasbih yang terus ia genggam, Gibran terus meratapi puing-puing rumahnya, sembari mencari apa yang masih bisa diselamatkan.
19 hari sudah bencana alam melanda Sumatera, namun hingga saat ini, warga masih mengungsi, sisa-sisa bencana pun masih dibersihkan.
Hanya satu yang diharapkan bocah berusia 9 tahun tersebut, yakni semua kembali pulih, dan aktifitas kembali berjalan seperti biasa.
Baca Juga: Kenapa Pemkot Depok Bakal Ratakan Bangunan Liar di Kemiri Muka? Ternyata Ini Alasannya
"Pengen semua kembali normal," ucap Gibran sembari tetap menggenggam tasbihnya, Minggu, 14 Desember 2025.
Gibran menyebut, saat Ini, semua alat sekolahnya, mulai dari pakaian, tas, sepatu, hingga buku, hilang disapu banjir.
Kendati begitu, Gibran bersama kakeknya tetap berupaya mencari hal yang tersisa di puing-puing rumahnya.
"Itu kakek (kesini sama kakek), nenek di posko," terang Gibran.
Menurut Gibran, saat bencana alam meratakan rumahnya dengan tanah, ia bersama kakek-neneknya sudah berada di posko pengungsian.