METROPOLITAN – Pemilihan wali kota (pilwalkot) Sukabumi 2018, telah memasuki tahapan pemeriksaan kesehatan. Empat pasangan calon (Paslon) yang akan bertarung itu dijadwalkan mengikuti tes kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. "Mereka telah mendaftar pada Rabu (10/1) lalu, karena sesuai jadwal (pendaftaran) sudah tutup maka yang resmi maju ada empat dan berkas persyaratan mereka juga sudah lengkap," ujar Ketua KPU Kota Sukabumi, Hamzah, kemarin. Peta kekuatan empat pasangan calon tergambar melalui partai-partai pengusungnya. Pertama pasangan Mulyono dan Ima Slamet yang diusung koalisi partai masing-masing PAN (3 kursi), NasDem (1 kursi) dan PPP (3 kursi). Mulyono pernah menjabat sebagai wakil wali kota Sukabumi periode 2009 – 2013. Mulyono pernah mencoba maju mencalonkan diri pada Pilwakot 2013. Saat itu dia berdampingan dengan Jona Arizona, namun kalah tipis dari pasangan M Muraz dan Fahmi.
Kedua pasangan Dedi R Wijaya dan Hikmat Nuristawan yang diusung koalisi Gerindra (4 kursi) dan Hanura (4 kursi). Dedi menjabat ketua DPC Partai Gerindra Kota Sukabumi, sementara pasangannya Hikmat mendapat restu 'ajaib' berupa SK dari Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang. Padahal tampuk kepemimpinan DPC ada di bawah Bayu Waluya. Bayu mengaku menunda hasratnya untuk maju karena mematuhi keputusan Ketum Hanura Oesman Sapta Odang.
Terkahir pasangan Jona Arizona dan Hanafie Zain yang diusung Partai Golkar (6 kursi), PKB (1 kursi) dan PDIP (6 kursi). Jona menjabat ketua DPD Partai Golkar Kota Sukabumi yang juga seorang pengusaha muda. Sedangkan Hanafie merupakan mantan sekda Kota Sukabumi. Ketegangan sempat mewarnai koalisi pasangan yang paling terakhir mendaftar ini lantaran Hanafie merasa namanya dicatut Golkar dan PKB. Sementara Hanafie telah mendapat SK dari PDIP sebagai bakal calon wali kota dari partai tersebut. Namun ketegangan mereda, bahkan saat pendaftaran ke KPU Kota Sukabumi, keduanya tampil kompak di depan awak media.
(de/ram)