berita-hari-ini

Di Depan PGI, Prabowo Subianto Ceritakan Kisah Lahir dari Keluarga Majemuk : Kita Hidup Rukun, Tak Ada Masalah

Sabtu, 20 Januari 2024 | 10:49 WIB
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (TKN)

METROPOLITAN.ID - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto membeberkan kisah tentang dirinya yang lahir dari keluarga majemuk.

Hal itu disampaikan Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan dengan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat 19 Januari 2024.

"Saya datang dari keluarga yang ayahnya (suku) Jawa, Ibunya Sulawesi. Saya tahu majemuk. Ada (keluarga) yang Kejawen, ada yang Muslim, ada yang Kristen. Kita hidup rukun tidak ada masalah," kata Prabowo Subianto.

Baca Juga: Prabowo Subianto : Indonesia Harus Mandiri Karena Persaingan Antar Bangsa Kejam

Ia mengatakan, tidak pernah sekalipun dalam keluarganya mempermasalahkan perbedaan agama. Ketika pertikaian terjadi pun, hal itu disebabkan oleh ketidakcocokan dalam berpendapat.

"Kita hidup rukun tidak ada masalah. Kalau bertikai bukan urusan agama pasti karena ketidakcocokan, bukan masalah agama," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, ia mengaku sudah beberapa kali bertemu dengan pemimpin, dan anggota PGI.

Baca Juga: Banyak Negara Didera Konflik, Prabowo Subianto Ajak Warga Bersyukur Dalam Kondisi Sekarang

Ia mengenang kedekatan keluarganya dengan PGI bermula ketika salah satu pamannya memimpin Lembaga Alkitab Indonesia pada tahun 60-an.

"Saya kira saya bukan orang baru di kalangan PGI. Kalau tidak salah di ruangan ini juga bertatap muka dengan wartawan Kristen, dan banyak keluarga saya memang juga dari keluarga besar Kristen Protestan," ujar Prabowo Subianto.

"Bahkan saya ingat salah satu paman saya juga memimpin Lembaga Alkitab Indonesia, tahun jaman dulu 60-an. Dan waktu itu gedung PGI belum sebagus ini," tambah dia.

Baca Juga: Nauval Nursyarif Hadirkan Minyak Goreng Murah bagi Warga Lewat POMIGOR, Sebut Bagi-bagi Bukan Solusi

Tidak hanya dalam keluarga, menurut Prabowo kehidupannya juga diwarnai dengan kemajemukan. Ia bercerita selama bertugas sebagai tentara, kawan-kawan hingga komandannya berasal dari berbagai suku dan agama.

"Saya masuk tentara, masuk Akmil, Sapta Marga itu pertahanan Pancasila. Saya tidur di sebelah saya ada orang Katolik, Hindu. Bersama-sama kita operasi," imbuhnya.

Halaman:

Tags

Terkini