Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebenarnya telah memulai melakukan penjaringan talenta professional karir ini dari jenjang lulusan baru (fresh graduate) melalui beberapa program diklat ODP (Officer Development Program), MDP (Management Development Program) dan MT (Management Traine).
Melalui program ini, fresh graduate ini akan mengikuti diklat berjenjang untuk menjadi calon leader di korporasi. Adanya Program Praktisi Mengajar, sebenarnya sudah menjadi bagian dari pengenalan dasar program diklat tersebut.
Profesional praktisi sudah seharusnya memberi pemahaman skill, keahlian, kompetisi dan jenjang karir di dunia korporasi bagi mahasiswa. Sehingga, mahasiswa juga terpacu untuk menambah dan mengasah ketrampilan serta bakat mereka dengan mengikuti kursus-kursus keahlian di luar mata kuliah yang diajarkan di kelas kampus.
Tantangan terbesar dunia korporasi ke depan adalah transisi dunia digital yang mengharuskan digitalisasi di semua transaksi. Baik transaksi jual beli, negosiasi hingga lelang pengadaan barang dan jasa. Kondisi ini tentunya harus dimaknai Sumber Daya Manusia (SDM) kampus sebagai tantangan berat dan besar yang harus dihadapi. Jika tak siap mengikuti arus digitalisasi, semakin sulit lulusan kampus di Indonesia menjadi generasi yang siap kerja.
Digitalisasi tidak hanya menjadi keharusan dan dialami korporasi saja. Kita bisa lihat hari-hari ini, semua instansi pemerintah baik Kementerian/Lembaga dan Pemda telah berlomba-lomba melakukan berbagai inovasi di dunia digital pelayanan.
Talenta-talenta birokrasi baru sudah tak lagi melulu dituntut untuk bisa melayani publik saja. Namun, juga dituntut untuk melek digital dan mampu mengoperasikan seluruh platform digital sebagai bagian dari transparansi dan inovasi.
Dengan melihat kondisi tersebut, sudah sedianya Program Praktisi Mengajar harus berhasil menjadi jembatan bagi civitas akademika dengan dunia korporasi dalam menyalurkan bakat mahasiswa. Koneksitas dan kausalitas antara dunia korporasi dengan jejaring civitas akademika juga harus terbentuk melalui program ini. Dengan begitu, Program Praktisi Mengajar bisa menjadi jawaban atas quo vadis Pendidikan vokasi di dunia kampus. (*)