METROPOLITAN.ID - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti baru-baru ini mencuri perhatian dengan pernyataan konsep baru Kurikulum Deep Learning pengganti Kurikulum Merdeka Belajar di era Nadiem Makarim.
Pernyataan Abdul Mu'ti ini disebut dalam sebuah acara yang kemudian direkam dan dibagikan melalui berbagai platform media sosial.
Dalam keterangan tersebut, Mu'ti menjelaskan bahwa Kurikulum Deep Learning dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi para siswa.
Baca Juga: Itel Turut Meluncurkan Itel Ring Terbaru, Wearable dengan Harga Terjangkau, Ini Fitur yang Dibawa
Menurut Mu'ti, Deep Learning bukan hanya sekedar tentang menghafal materi pelajaran, tetapi lebih kepada bagaimana siswa bisa benar-benar memahami dan menerapkan ilmu
Lantas, apa itu kurikulum Deep Learning yang akan menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar? Simak penjelasannya berikuti ini
Apa Itu Kurikulum Deep Learning?
Kurikulum Deep Learning yang digagas oleh Abdul Mu'ti untuk menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar era Nadiem sebenarnya sudah diterapkan sejak beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Samsung Dikabarkan Akan Meluncurkan Samsung Galaxy Ring 2 Lebih Cepat
Abdul Mu'ti menjelaskan, Deep Learning adalah pendekatan dengan mengutamakan pengalaman belajar, tidak hanya melibatkan pengetahuan teoritis, tetapi aplikasi praktis yang relevan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
"Deep learning itu bukan kurikulum. Deep learning itu pendekatan belajar. Termasuk full-full juga bukan kurikulum," ujar Mu'ti dikutip dari Suara, Selasa 12 November 2024.
Ia menambahkan bahwa, Kurikulum Deep Learning rencananya akan diterapkan pada tahun 2025. Namun, untuk mewujudkan perubahan besar itu, kata dia, dibutuhkan persiapan yang matang.
Baca Juga: Tempat Camping Seru yang Ada di Kabupaten Malang, Buat Pengalaman Healing Seru
Salah satunya adalah pelatihan intensif bagi para guru untuk memastikan mereka siap dengan pendekatan pembelajaran yang baru ini.