METROPOLITAN.ID - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Airlangga menyatakan dukungannya terhadap amandemen Regulasi Kesehatan Internasional (International Health Regulations/IHR) 2024 untuk memperkuat persiapan dan respons terhadap pandemi di masa depan.
Hal ini disampaikan Ravindra dalam konferensi regional mengenai keamanan kesehatan global di kawasan Asia Pasifik, Senin, 2 Desember 2024 di Bangkok, Thailand.
"Indonesia mendukung usulan amandemen IHR 2024. Kami juga telah merampungkan Undang-Undang Kesehatan No. 17 Tahun 2023 yang melalui peraturan turunannya dapat memenuhi standar IHR," ujar Ravindra dalam rilisnya, Selasa, 3 Desember 2024.
Ravindra menekankan pentingnya kerja sama antarnegara di kawasan Asia Pasifik dalam berbagi data dan informasi, terutama mengenai sekuens genom patogen yang tengah menyebar.
Menurutnya, platform berbasis mRNA dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan vaksin melalui pemetaan komponen antigen.
"Hal ini tidak hanya mempercepat pengembangan vaksin tetapi juga membantu memprediksi pola penyebaran virus di masa depan," tambah politisi dari Fraksi Partai Golkar tersebut.
Ravindra juga mendorong peningkatan kapasitas produksi vaksin mRNA di kawasan Asia Pasifik agar lebih mandiri. Ia menyebutkan bahwa Bio Farma, perusahaan farmasi Indonesia, telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penerima transfer teknologi mRNA.
"Ini merupakan peluang besar untuk menjadikan Indonesia sebagai hub vaksin berbasis mRNA di Asia Pasifik," jelasnya.
Lebih lanjut, Ravindra menegaskan bahwa keberhasilan respons terhadap pandemi memerlukan kolaborasi antarnegara. Ia menyarankan agar negara-negara di kawasan Asia Pasifik melakukan evaluasi berkala terhadap sistem ketahanan kesehatan, baik melalui mekanisme self-reporting maupun penilaian eksternal bersama.
"Dana kesiapsiagaan pandemi di kawasan juga perlu menjadi perhatian agar respons yang cepat dan efektif dapat tercapai," tutupnya.
Konferensi regional ini menjadi momentum penting bagi negara-negara di Asia Pasifik untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional dan memastikan kesiapan menghadapi ancaman pandemi di masa mendatang. (*/eka)