Oleh : Hazairin Sitepu
IA anak bangsawan Bugis (Mandar) tulen. Ayahnya Andi Hasan Manggabarani. Ibunya Andi Mani Intan.
Tetapi Jusuf Manggabarani tidak menggunakan gelar kebangsawanannya itu dalam urusan-urusan formal.
Ia dikenal luas sebagai Jusuf Manggabarani saja. Sebagai perwira polisi yang tegas dan pemberani. Pangkat terakhirnya Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi dengan jabatan wakil kepala kepolisian RI (Wakapolri).
Baca Juga: Menikmati Keindahan Alam Mempesona: Tempat Wisata Alam Menawan di Majalengka yang Wajib Dikunjungi
Saya pertama kali mengenalnya tahun 1982, ketika menjadi Kasat Sabhara Poltabes Ujungpandang (sekarang Makassar). Berpangkat letnan satu (Lettu). Masa itu nama kepangkatan di kepolisian memang masih sama dengan TNI.
Tahun 1982 saya baru memulai belajar sebagai wartawan, sering ke kantor Poltabes. Beberapa kali bertemu sehingga saya sedikit faham karakter perwira polisi bertubuh gempal itu. Ia memang sangat tegas.
Manggabarani kemudian naik jabatan sebagai wakil komandan Satuan Brimob Komando Daerah Kepolisian (Komdak) XVIII Sulselra.
Baca Juga: Duduk Bareng KPK, Bupati Rudy Susmanto Tehaskan Komitmen Perkuat Sistem dan Budaya Antikorupsi
Saya beru bertemu Manggabarani lagi ketika ia menjadi Komandan Detasemen Gegana Pusat Brimob Polri pada September 1997. Ketika itu ia datang ke Makassar memimpin pasukan untuk mengatasi kerusuhan rasial besar.
Terakhir kali bertemu Jenderal Manggabarani di atas pesawat dalam penerbangan Makassar-Jakarta. Saya lupa waktu persisnya. Ia duduk di seat dekat jendela, kelas ekonomi. Saya duduk di sebelahnya.
Kami ngobrol beberapa saat tentang mancing. Ia kemudian minta izin untuk tidur.
“Saya susah tidur. Makanya harus pake ini,” katanya sambil menunjukkan kepada saya masker penutup mata berwarna hitam.
Jenderal Manggabarani memang hobi mancing, di laut. Sama seperti saya, mancing dasaran yang asyik itu pada kedalaman 30-100 meter.