Rudy juga menambahkan bahwa infrastruktur pendukung seperti area lepas-landas, stasiun pengisian daya, hingga sistem penggantian baterai tengah dikembangkan demi menunjang operasional yang efisien.
Biaya sekali terbang diperkirakan sekitar Rp 500.000—jauh lebih murah dibandingkan menyewa helikopter yang bisa menelan biaya puluhan juta rupiah untuk durasi serupa.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Sohib Al Rohman, menyambut baik inovasi ini sebagai bagian dari strategi pengembangan mobilitas udara perkotaan (Urban Air Mobility/UAM), khususnya dalam mengurai kemacetan di kota besar dan memperluas konektivitas wilayah kepulauan.
Baca Juga: BTS Umumkan Siap Comeback dan Rilis Album Baru, Siap Terbang ke Amerika Serikat
Meski pernah tampil perdana di Bali pada 2021, uji coba kali ini merupakan yang pertama dilakukan secara resmi dengan penumpang serta sertifikasi operasional.
Bahkan, sejak Maret 2025, EHang 216 S telah menjadi eVTOL sipil pertama di dunia yang memperoleh izin komersial untuk mengangkut penumpang.
Taksi udara bukan lagi sekadar mimpi film fiksi. Kini, langit Indonesia mulai membuka jalan baru untuk mobilitas cepat, pintar, dan ramah lingkungan—dari pusat kota hingga wilayah terpencil.
***