METROPOLITAN.ID - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan keprihatinan mendalam atas masih lemahnya pengelolaan sampah di Indonesia, terutama di tingkat daerah.
Menurutnya, banyak kepala daerah enggan menangani langsung persoalan sampah karena dianggap rumit, mahal, dan membutuhkan kerja lintas sektor yang kompleks.
Pernyataan itu disampaikan Bima Arya melalui unggahan video yang dibagikan oleh akun Instagram @pandemictalks.
Dalam video tersebut, Bima membandingkan persoalan sampah dengan isu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang kerap lebih dulu ditangani, padahal secara teknis persoalan sampah jauh lebih mendesak dan berdampak luas.
Baca Juga: Nggak Cuma soal Sampah, Pasar Teluk Gong Kedapatan Tercemar Limbah Cair Domestik
Bima Arya menyebut bahwa tantangan utama dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah absennya kebijakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Ia menyoroti beberapa faktor penghambat utama yang masih terjadi di lapangan, yaitu:
-
Tidak adanya bahan substitusi plastik yang benar-benar andal dan dapat menggantikan peran plastik dalam kehidupan sehari-hari.
-
Ketakutan ekonomi dari pelaku industri dan masyarakat terkait pelarangan plastik sekali pakai.
-
Sistem pengelolaan sampah terpadu yang seringkali gagal diimplementasikan.
-
Program daur ulang tidak berjalan karena tidak sesuai dengan standar biaya pengadaan pemerintah.
Tidak adanya bahan substitusi plastik yang benar-benar andal dan dapat menggantikan peran plastik dalam kehidupan sehari-hari.