Kaitan Tone Deaf dengan Demonstrasi di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, istilah ini ramai digunakan publik untuk menyindir anggota DPR dan pejabat yang dinilai kurang peka terhadap situasi masyarakat.
Istilah tone deaf semakin banyak diperbincangkan setelah tak ada satu pun anggota DPR yang menemui langsung massa demonstran untuk mendengarkan aspirasi mereka.
Di tengah meningkatnya sentimen publik terhadap pemerintah, sejumlah sikap pejabat dianggap tidak mencerminkan empati terhadap rakyat.
Baca Juga: Berkat Pemberdayaan BRI, Pengusaha Pecel Ini Naik Kelas jadi Kuliner Favorit di Kota Batu
Publik pun menilai respons yang ditunjukkan para pejabat sangat “tone deaf”, atau seolah tidak memahami kebutuhan masyarakat di tengah kondisi penting seperti saat ini.