Polemik bermula dari sengketa jalan yang berada di lingkungan tempat tinggal Yai Mim. Jalan tersebut sejatinya merupakan tanah wakaf yang diberikan Yai Mim untuk kepentingan masyarakat sebagai jalan umum.
Namun, menurut Yai Mim, lahan itu justru digunakan oleh Sahara dan suaminya sebagai lahan parkir untuk usaha rental mobil. Ketegangan pun memuncak ketika Sahara dan suaminya menuding Yai Mim menghalangi akses jalan yang mereka gunakan untuk usaha.
Sebuah video yang memperlihatkan Sahara dan suaminya marah-marah kemudian viral di media sosial. Video itu memicu gelombang simpati bagi Sahara, yang dianggap publik sebagai pihak terzalimi.
Baca Juga: Istri Yai Mim Rosida Ultimatum Sahara Gegara Ini: Kesabaran Ada Batasnya!
Seiring berjalannya waktu dan klarifikasi yang diberikan oleh Yai Mim, sentimen publik mulai berubah. Banyak netizen menilai Yai Mim sebenarnya hanya ingin mempertahankan fungsi tanah wakaf sebagaimana mestinya.
Puncaknya, Yai Mim dan Sahara kini saling melapor ke Polresta Malang. Bahkan, sang kiai mengajukan permintaan agar Nurul Sahara dicabut statusnya sebagai mahasiswi di Universitas Brawijaya.
Selain soal tanah wakaf, publik juga menyoroti proses hukum yang sedang berlangsung. Kasus ini dinilai menjadi contoh betapa konflik antara warga dan pengelola aset wakaf dapat memicu perdebatan panjang ketika tidak ada kejelasan batas kepemilikan lahan.
Meski demikian, Yai Mim menegaskan ia akan menghormati proses hukum yang berjalan dan berharap semua pihak dapat menyelesaikan masalah secara adil tanpa merugikan hak masyarakat sekitar.