Budi menjelaskan bahwa baik POGI maupun Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah memiliki rambu-rambu jelas terkait cara dokter berkomunikasi di ruang publik, khususnya ketika membahas kasus sensitif tanpa memeriksa pasien secara langsung.
“Sudah ada koridor etiknya. Tinggal diikuti saja,” tambahnya.
POGI mengingatkan bahwa masyarakat membutuhkan informasi yang tepat, bukan perdebatan yang membingungkan.
“Informasi ke masyarakat harus benar. Bukan untuk menyalahkan atau bikin bingung,” kata Prof Budi.
Baca Juga: Perkiraan 20 Titik Lokasi Operasi Zebra 2025 di Bandung, di Mana Saja?
Ia menegaskan bahwa setiap dokter memiliki tanggung jawab untuk memastikan konten edukatif yang mereka sampaikan tidak menimbulkan kepanikan atau kesalahpahaman.
Di tengah debat panas yang berkembang menjadi pertarungan ego dan sindir-sindiran antarpraktisi kesehatan, POGI mengingatkan bahwa yang paling penting adalah keselamatan ibu dan pemahaman masyarakat.
“Kita ingin masyarakat mendapatkan informasi yang benar. Tugas dokter adalah memberi itu secara profesional,” pungkas Budi.