Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2022, dalam lima tahun terakhir (2018–2022), terdapat 2,48 juta kasus kanker paru atau sekitar 12,5% dari total kasus kanker di dunia, menjadikannya jenis kanker dengan jumlah kasus tertinggi secara global.
Awal mula penyakit Ria Mariaty bermula pada Oktober 2024, ketika beliau mengalami batuk berkepanjangan selama satu bulan yang tidak kunjung membaik.
Keluarga awalnya menduga TBC dan menjalani perawatan selama dua minggu, tetapi efek samping obat membuatnya kembali dirawat.
Baca Juga: Berapa Hari Cuti Bersama dan Tanggal Merah di Desember 2025? Masyarakat Bisa Nikmati Libur Panjang!
Diagnosis kanker paru stadium 4 dikonfirmasi melalui PET Scan, metode sensitif untuk mendeteksi aktivitas sel kanker yang telah menyebar.
Kabar wafatnya disampaikan putra sulungnya, Rinaldi Nurpratama, melalui Instagram, dengan pemakaman di Taman Pemakaman Muslim Cinere, Depok.
Kisah ini menjadi pengingat betapa cepatnya stadium lanjut berkembang jika tidak terdeteksi dini.
Beberapa faktor penyebab yang meningkatkan risiko kanker paru, antara lain:
• Merokok: Faktor terbesar, baik perokok aktif maupun pasif.
• Polusi Udara: Paparan jangka panjang terhadap asap kendaraan dan industri.
• Paparan Bahan Kimia Berbahaya: Seperti radon, asbes, arsenik di lingkungan kerja.
• Riwayat Keluarga: Faktor genetik meningkatkan kerentanan.
• Riwayat Penyakit Paru: Seperti PPOK atau infeksi kronis seperti TBC sebelumnya.
Di Indonesia, polusi udara kota besar dan prevalensi merokok memperburuk risiko, dengan stadium 4 sering kali sulit diobati meski ada kemoterapi atau imunoterapi.