METROPOLITAN.ID - Kritik keras terhadap Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni kembali mencuat, seiring dinamika penanganan bencana besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Kali ini, sorotan publik tertuju pada sosok Usman Husin, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, yang viral karena menyemprot Menhut secara langsung dalam rapat di Gedung DPR RI, Senayan.
Raja Juli dinilai kurang menunjukkan empati atas bencana yang memicu banjir bandang dan kerusakan ekosistem di pulau Sumatra.
Pada forum tersebut, Usman mempertanyakan keseriusan Menhut dalam mengemban mandat kehutanan, terutama saat krisis menimpa masyarakat di banyak wilayah.
Usman menyoroti dua hal penting, penanganan bencana di Sumatra dan aktivitas Menhut saat melakukan kunjungan kerja ke Gunung Mutis, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keputusan Menhut menggunakan kapal pesiar menuju Rote menjadi pemantik kecaman.
"Kalau saya lihat, Pak Menteri nggak punya hati nurani. Kenapa kayak gitu? Saya ikuti perjalanan Pak Menteri waktu ke NTT. Saya minta Pak Menteri aja ke (Gunung) Mutis," ucap Usman lantang.
Menurutnya, Pulau Timor memiliki potensi bencana serupa dengan yang sedang terjadi di Sumatra. Karena itu, aktivitas resmi Menhut yang dinilai berbau gaya hidup mewah disebut tak tepat dan tak sensitif di tengah situasi genting.
“(Di) Pulau (Timor) itu bakal terjadi (bencana) seperti Sumatra. Pak Menteri pilih (naik) pesiar ke Rote. Apa-apaan ini?” kritiknya keras.
Baca Juga: Ruben Amorim Frustrasi Berat Usai Manchester United Gagal Menang atas West Ham
Usman meminta Menhut untuk tidak melimpahkan kesalahan pada pejabat sebelumnya. Ia bahkan secara terbuka mendesak Raja Juli mundur apabila tak sanggup menyelesaikan persoalan kehutanan nasional.
"Mohon izin teman-teman Komisi IV, mungkin saya keras karena saya paling hatinya kasih. Sehingga kalau Pak Menteri tidak mampu, mundur saja," tegas Usman.
Tak berhenti di situ, Usman juga mempertanyakan kapasitas Menhut dalam hal perizinan kehutanan. Ia mencontoh kasus di Tapanuli Selatan yang menurutnya penuh kejanggalan.