berita-hari-ini

BUDAYA GO! 2025, 20 Finalis Pamerkan Inovasi Digital Berbasis Kekayaan Budaya

Selasa, 9 Desember 2025 | 16:19 WIB
Foto bersama pemberian penghargaan dalam acara BUDAYA GO! 2025.

METROPOLITAN.ID - Rangkaian kompetisi inovasi digital berbasis budaya, BUDAYA GO! 2025, mencapai puncaknya melalui Malam Apresiasi yang berlangsung di Pos Bloc Jakarta Pusat, pada Minggu (07/12).

Diawali dengan mengheningkan cipta dan doa bersama bagi para korban yang terdampak bencana alam di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, acara ini diselenggarakan, sekaligus menjadi penanda berakhirnya proses seleksi panjang yang diikuti ratusan peserta dari berbagai wilayah Indonesia sejak Oktober lalu.

Program yang digagas Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Pengembangan Budaya Digital tersebut dirancang untuk menghubungkan ekosistem budaya dengan teknologi, sekaligus mendorong lahirnya inovasi digital yang relevan bagi pemajuan kebudayaan.

Kompetisi tahun ini mencatat partisipasi 627 tim dari 33 provinsi yang terbagi dalam kategori Pelajar/Mahasiswa dan Profesional.

Berdasarkan hasil seleksi, 20 tim terpilih melaju ke Grand Final di Jakarta, terdiri dari 10 tim kategori Pelajar/Mahasiswa dan 10 tim kategori Profesional.

Selama empat hari, para finalis mengikuti pameran karya, penjurian, dan sesi demonstrasi produk di hadapan dewan juri yang berasal dari akademisi, praktisi teknologi, dan pelaku budaya.

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, memberikan apresiasi kepada finalis dan pemenang. Ia menegaskan bahwa kehadiran teknologi tidak perlu dipertentangkan dengan tradisi.

“Artificial Intelligent (AI) tidak boleh menggantikan peran manusia dan budayawan, tetapi AI harus membantu budayawan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan," ujar Wamen Giring dalam sambutannya.

Wamenbud Giring turut menyampaikan bahwa jalan kebudayaan harus berjalan dengan benar. Menurutnya menjaga orisinalitas kebudayaan merupakan tugas Kementerian Kebudayaan.

Tapi tugas tenaga muda adalah mengembangkan dan memanfaatkannya agar kebudayaan menjadi sumber penghasilan yang memiliki unsur ekonominya, bisnis, dan menghadirkan lapangan pekerjaan.

Wamenbud Giring Ganesha mengingatkan bahwa karya para peserta tidak boleh berhenti setelah kompetisi usai. Menurutnya, pemerintah siap memfasilitasi kolaborasi lanjutan agar produk-produk digital tersebut bisa terhubung dengan industri kreatif, museum, maupun institusi pendidikan.

"Teman-teman harus terus didukung. Karena bagi saya, dua puluh karya ini adalah pemenang. Kita akan perkenalkan ke jaringan-jaringan yang tepat," tutup Wamen Kebudayaan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Budaya Digital Kementerian Kebudayaan, Andi Syamsu Rijal menyebutkan bahwa kompetisi ini bukan hanya ajang penilaian, tetapi langkah strategis untuk memperkuat posisi budaya Indonesia di ruang digital.

Dari ratusan tim, akhirnya 20 tim paling unggul berdiri di hadapan kita dengan karya terbaik mereka. Banyak di antaranya sudah menggunakan teknologi tingkat lanjut seperti AI, AR/VR, hingga pengembangan gim untuk edukasi budaya.

Halaman:

Tags

Terkini