Dalam konstruksi narasinya, buku ini menempatkan Indonesia sebagai subjek utama sejarah, bukan sekadar objek dari kekuatan global.
Akar peradaban bangsa ditelusuri sejak ribuan tahun lalu melalui pendekatan geososio-historis, mencakup temuan manusia purba, persebaran budaya, serta kemampuan masyarakat Nusantara beradaptasi dan bertransformasi.
Perjumpaan dengan berbagai peradaban besar mulai dari India, Tiongkok, Timur Tengah, hingga Barat diposisikan sebagai proses dialog dan interaksi, bukan dominasi sepihak.
Pendekatan ini menegaskan otonomi historis Indonesia, bahwa arah perjalanan bangsa ditentukan oleh kekuatan internal masyarakat Nusantara sendiri.
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menjelaskan bahwa penyusunan buku ini melalui tahapan panjang, ketat, dan terukur sepanjang Januari hingga November 2025.
Seluruh proses melibatkan editor umum, editor jilid, penulis, editor bahasa, hingga diskusi publik untuk memastikan kualitas dan keterbukaan akademik.
Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini 15 Desember 2025: Galeri24 dan UBS Naik Tajam
Adapun editor umum buku ini adalah Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum., Prof. Dr. Singgih Tri Sulistyono, M.Hum., dan Prof. Dr. Jajat Burhanuddin, M.A., yang dikenal luas sebagai sejarawan dan akademisi bereputasi nasional.
Melalui peluncuran buku ini, Kementerian Kebudayaan berharap masyarakat terutama pelajar, mahasiswa, pendidik, dan peneliti dapat memiliki rujukan sejarah yang lebih kaya dan kontekstual.
Di tengah derasnya arus globalisasi, pemahaman sejarah yang utuh dinilai penting untuk memperkuat identitas kebangsaan, memperdalam rasa kebersamaan, serta menumbuhkan sikap kritis terhadap perubahan zaman.
Buku Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global diharapkan tidak hanya menjadi dokumen akademik, tetapi juga rujukan strategis dalam pendidikan, kebijakan kebudayaan, dan pembentukan karakter bangsa Indonesia ke depan.
***