Keberadaan pengemis anak-anak dan balita di lampu lalu lintas wilayah Kota Sukabumi mendapat sorotan berbagai pihak. Mereka khawatir terhadap kesehatan dan keselamatan pengemis dan anak-anak tersebut.
KOMISI III DPRD Kota Sukabumi Gagan Rachman Suparman menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi lemah dalam menangani gelandangan, pengemis (gepeng) dan anak jalanan (anjal). Sebab, sampai saat ini keberadaan mereka masih terlihat di sejumlah ruas jalan atau persimpangan di sekitar pusat Kota Sukabumi.
“Perhatikan pengemis, anjal masih suka berada di jalanan. Seharusnya mereka itu dibina, dilindungi dan diperketat pengawasannya agar tak kembali ke jalanan,” kata Gagan.
Dia juga menilai saat ini pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Sosial Kota Sukabumi hanya merazia dan membina alakadarnya untuk menunaikan kewajiban. Tanpa ada pembinaan intensif yang membuat mereka tidak berani kembali ke jalanan. “Jangan hanya dirazia terus diserahkan ke dinsos, lalu didata dan diberi uang dan dipulangkan lagi. Tidak ada efek jera atau tidak muncul ide usaha lain bahkan tidak muncul rasa malu,” ungkapnya.
Ia menyarankan agar ada koordinasi antara kedua instansi tersebut. Pihak Satpol PP secara berkala harus melakukan pengawasan. Dinsos pun menyuguhkan atau membuat penanganan dan pembinaan intensif kepada mereka.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Sukabumi Yadi Mulyadi mengatakan, pihaknya rutin melakukan razia pengemis, anjal dan gepeng. Bahkan, pihaknya coba menyita alat mengemis mereka agar kapok tapi buktinya kembali lagi ke jalan. “Kita tak bosan terus melakukan razia. Bahkan modus mereka masuk angkot ketika razia pun sudah kita antisipasi saat di lapangan,” ujarnya. Soal pembinaannya ada di ranah dinsos. Satpol PP hanya melakukan razia sebagai penindakan dan menyerahkannya kepada dinsos.
(rad/poj/er/py)