Jembatan bambu yang melintasi Kali Cisadane menjadi tumpuan warga Kampung Angsanajamblang, RW 06, Desa Cibeber II, Kecamatan Leuwiliang. Setiap hari jembatan sepanjang 31 meter itu tak pernah sepi.
Namun, kondisi jembatan tersebut memprihatinkan. Terlihat bambu yang menjadi bahan utama jembatan ini sudah banyak yang keropos. Bahkan, tali pengikatnya sudah banyak yang terlepas.
Warga sekitar, Wardi (34) menuturkan, saat ini kondisi jembatan itu rapuh dan membahayakan warga. Saat menyeberang Kali Cisadane, warga selalu dihantui rasa takut terjatuh sehingga kebutuhan jembatan beton sangat dinantikan warga. “Sebelum ada korban jiwa, kita harap pemerintah daerah membangunkan jembatan beton,” kesalnya.
Hal senada diungkapkan Amirudin (34). Jika tak cepat dibangun, maka bisa mengancam keselamatan warga yang melintas. Jembatan yang menghubungkan Desa Cibeber II dengan Desa Karacak yang secara swadaya itu, umurnya sudah puluhan tahun.
Selama ini jembatan tersebut akses vital masyarakat untuk beraktivitas, baik bekerja maupun sekolah anak-anak. ”Karena jembatan ini akses utama, setiap kali rusak warga selalu gotong royong memperbaikinya,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika jembatan tersebut ambruk, warga terancam terisolasi karena tak ada akses lain. Karena itu, keinginan memiliki jembatan beton yang aman dan kuat sudah diajukan ke musrenbang desa, namun belum terealisasi. ”Kami harap pemerintah memprioritaskan pembangunan jembatan yang menjadi tumpuan warga dua desa,” pungkasnya.
(ads/c/yok/run)