Namanya ’kota rahasia’. Lokasinya di Kampung Pojok, Desa Tegalpanjang, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi. Saat zaman penjajahan Jepang, kampung ini menjadi merupakan pangkalan militer, pabrik senjata, pabrik kina (obat malaria) dan kolam renang.
INFORMASI warga sekitar, kawasan ini dibangun pada 1940. Disebut kota rahasia karena tak sembarang orang bisa masuk. Hanya tentara Jepang yang diizinkan masuk atau mereka yang menjadi Heiho dan mengabdi untuk Jepang. Penyuluh Kehutanan Swadaya Jawa Barat Tedi Ginanjar mengaku tak sengaja mengungkap ’kota rahasia’ di Kampung Pojok.
Awalnya dia menelusuri silsilah keluarga. Dari buku-buku sejarah peninggalan sang kakek, rasa penasaran membuatnya menelusuri lokasi ini.
”Selama empat tahun, saya bolak-balik menelusuri tiap detail puing serta mengobrol dengan beberapa saksi hidup, seperti pejuang atau warga yang pernah menjalani kerja paksa kepada tentara Jepang. Hasilnya, puing-puing di Kampung Pojok adalah kota di masa lalu,” jelasnya.
Keberadaan ’kota’ di pelosok Sukabumi ini dibenarkan veteran berpangkat terakhir Pembina Letnan Dua (Pelda), Endang. Ia tahu jelas tempat itu lantaran kakak kandungnya, Encep Kosasih, bergabung menjadi pasukan Heiho. ”Kakak saya menyebut tempat itu sebagai kota rahasia. Di sana ada pabrik obat kina, pabrik senjata, pangkalan terbang dan kereta lori,” kata Endang.
Jepang memilih tempat itu sebagai ’markas’ karena perbukitan di lokasi tersebut membentuk tapal kuda dan memudahkan pengintaian ketika ada penyerangan. Kawasan tersebut menghadap timur. Ketika matahari terbit, semua pasukan Jepang dan warga diminta membungkuk memberikan penghormatan. ”Semua wajib membungkuk ke arah matahari. Kalau menolak, akan ditembak. Karena saat itu kakak saya bergabung sebagai Heiho, maka dia ikut-ikutan membungkuk,” jelasnya.
(dtk/er/py)