BUDAYA gotong-royong menjadi ciri khas warga Desa Cicadas, Kecamatan Ciampea. Aksi gotong-royong ini juga dilakukan warga untuk mengaspal jalan penghubung dua desa di Kampung Cibuntutengah, RW 05. Terbukti, warga sangat antusias mengerjakannya sepanjang 704 meter.
Sekretaris Desa Cicadas Dedi Suherdi menuturkan, gotong-royong merupakan kerja sosial yang dapat meringankan beban masyarakat. Sejak dulu warganya selalu aktif gotong-royong, namun kini budaya tersebut hampir punah. “Untuk mengaktifkan kembali budaya tersebut, pihaknya selalu melibatkan warga dalam pembangunan jalan penghubung dua kampung,” kata Dedi kepada Metropolitan, kemarin.
Tak hanya pengaspalan jalan di RW 05, sambungnya, di 2016 pemerintah desa (pemdes) juga mengerjakan pengaspalan jalan desa di Kampung Setu, RW 03, termasuk Tembok Penahan Tebingan (TPT) jalan dan pembangunan irigasi Kampung Cibuntutengah. “Setiap pembangunan, pemdes salalu melibatkan masyarakat. Selain meningkatkan kebersamaan, mereka juga merasa memiliki,” bebernya.
Meski pembangunan jalan telah selesai, terangnya, kekompakan warga membangun kembali budaya gotong-royong tetap terjaga. “Budaya gotong-royong itu kan memang budaya nenek moyang kita. Jadi sudah sepatutnya melestarikan budaya itu,” pungkasnya.
(ads/c/yok/run)