SEJAK 1954, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar (MA) belum tersentuh bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Sebab, atap bangunan sekolah MI yang berada di Kampung Cibitungmalang, RT 05/05, Desa Cicadas, Kecamatan Ciampea itu rawan roboh dan mengancam keselamatan para siswa.
Guru kelas dua MI Mathla’ul Anwar Achiliya mengaku saat hujan banyak buku pelajaran dan peralatan kantor rusak lantaran diguyur air dari atap sekolah. Tak hanya itu, lima unit komputer sekolah juga ikut rusak akibat terkena hujan. Sebab sejak sepuluh tahun terakhir kondisi sekolah memang rusak.
“Jika hujan, kondisi keempat lokal itu pasti becek akibat tetesan air dari genteng yang bocor serta rembesan dinding. Kami takut saat hujan deras kayu penopangnya roboh,” keluhnya.
Ia menerangkan, MI Mathla’ul Anwar sudah ada sejak 1954 sebelum ada SDN. Saat ini, sambungnya, jumlah siswa ada 375 orang. Lulusannya pun banyak yang sukses menjadi TNI, PNS dan tenaga pengajar.
“Hingga kini kondisi bangunan sekolah sudah memprihatinkan dan mengancam keselamatan siswa. Jadi, semoga pemerintah daerah bisa merenovasinya,” tuturnya.
Hal senda juga diungkapkan guru kelas tiga, Abdulrahman. Menurutnya, ada lima lokal ruang kelas yang kondisinya rawan roboh. “Kerusakan paling parah terlihat pada ruangan tempat belajar mengajar kelas enam,” tuturnya.
Sebab, lanjutnya, di ruangan itu terdapat lubang pada bagian kanan atap. “Walau kondisi sekolah sangat memprihatinkan, tak melunturkan niat anak-anak tetap bersekolah di sini,” imbuhnya.
Terbukti, setiap tahun jumlah siswa terus bertambah. Karena itu, pihaknya sudah melaporkan kondisi sekolah tersebut kepada kementerian agama selaku instansi yang berwenang, namun belum ada tanggapan.
(ads/c/yok/run)