berita-hari-ini

Kemtan Ajak Pengamat Pahami Harga Beras Secara Rasional

Selasa, 21 Februari 2017 | 09:46 WIB

METROPOLITAN- KEMENTERIAN Pertanian (Kemtan) mengajak masyarakat, termasuk pengamat ekonomi, untuk memahami harga gabah dan beras secara rasional agar pendapatnya bisa menyejukkan hati masyarakat, khususnya petani.

Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Agung Hendriadi, "Petani memperoleh harga wajar dan konsumen tersenyum, tidak berdampak besar pada inflasi " adalah referensi pemerintah dalam menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan Beras di tingkat petani dan penggilingan. Yaitu Rp. 3700/kg untuk GKP dan Rp. 7300/kg untuk beras medium.

Menurut Agung, dalam kerangka ketahanan pangan nasional dan kesinambungan produksi, pemerintah melalui beberapa Lembaga terkait selalu mengawal ketat HPP tersebut. Dan sampai hari ini masih terjaga dengan baik, walaupun di beberapa wilayah khususnya di Jawa harga GKP cenderung di bawah HPP anjlok hingga Rp. 2700/kg GKP, karena cuaca yang kurang bersahabat saat panen melimpah sekarang ini.

Pada kondisi tersebut, pemerintah pun melakukan intervensi agar petani tidak merugi dan tetap semangat berproduksi.

“Dengan cara sederhana dan rasional marilah kita hitung keuntungan petani dengan HPP tersebut. “

Agung mengatakan, sebelumnya perlu dipahami struktur pembentuk harga beras di Pasar Induk. Harga beras di Pasar Induk, kata dia, dibentuk oleh (1) harga GKP, (2) biaya penggilingan, dan (3) biaya pengangkutan dan pemasaran yang dikenal dengan Margin Pengangkutan dan Pemasaran (MPP). Total kesemuanya akan membentuk harga beras di Pasar Induk.

“Anggap hitungan untuk 1 ha, biaya olah dengan traktor Rp 1,2 juta + biaya tanam dengan trasplanter Rp. 1,6 juta + benih Rp. 1,2 juta + Pupuk Rp 1,3 juta/ha + Penyiangan Rp. 1 Juta dan Penen Rp. 1 juta, maka total biaya produksi padi/ha berkisar Rp 7-8 juta/ha,” ujarnya.

“Kalau produktivitas kita ambil rata 5,2 ton/ha, dengan HPP GKP Rp 3700/ha, keuntungan petani/ha berkisar Rp 10-11 juta. Kalau umur tanaman 3 bulan, berarti pendapatan petani bersih hanya Rp 3,5 juta/bulan. Angka ini tentu masih belum memadai untuk ukuran hidup sekarang, “ imbuhnya.

sumber: mediaindonesi.com

Tags

Terkini