METROPOLITAN - Luis Milla sejatinya masih meraba karakteristik skuat Timnas Indonesia U-22 yang kini diarsitekinya.
Pencarian Milla akan bentuk ideal Garuda kembali akan diuji coba menghadapi Myanmar di Stadion Pakansari Cibinong, sore ini pukul 16.00 WIB.
Luis Milla yang besar di sepak bola di Spanyol tentu membawa idealisme dan filosofi dari negara itu. Salah satu yang khas dari sepak bola Negeri Matador adalah permainan tiki-taka atau umpan-umpan pendek nan cepat.
Namun, Milla sadar betul tak serta-merta bisa mengadopsi gaya bermain tersebut di tim yang ia tukangi saat ini. Pertama, ia harus mencari komponen khas di Timnas Indonesia untuk bisa menerapkan filosofinya.
Skema Ideal
Luis Milla mengakui masih mencari skema ideal yang akan ia terapkan di Timnas Indonesia. Sebagai pria yang paham ilmu kepelatihan, pakem skema yang bisa diterapkan tergantung materi pemain yang dimilikinya.
Meski demikian, dalam beberapa kali kesempatan di latihan seleksi, ia coba mempraktikkan pola 4-3-3.
Dengan formasi itu, permainan cepat umpan-umpan pendek dinilainya cocok diterapkan. Melalui skema itu pula, Milla berusaha memaksimalkan kecepatan para pemain sayap Garuda.
Namun, bukan tak mungkin pula ia menggunakan modifikasi skema lain macam 4-2-3-1 yang dinilai cocok dengan permainan Timnas Indonesia.
Memastikan Pemain Sayap Terbaik
Terkait skema yang akan ia terapkan, satu hal yang juga tak kalah penting memastikan para pemain sayap terbaik.
Pemain di sektor itu baginya menjadi faktor pendukung penting gaya bermain cepat yang akan ia terapkan. Milla tentu butuh winger-winger gesit, cepat, stamina prima, sekaligus memiliki kecerdasan serta visi bermain yang bagus.
Sejauh ini ada empat winger yang diboyong Milla pada uji coba menghadapi Myanmar. Mereka adalah Febri Hariadi dari Persib, Miftahul Hamdi (Balu United), Saddil Ramadani (Persela) dan Nasir (Arema).
Keempat pemain sayap itu dinilainya cukup memenuhi keinginannya di Timnas Indonesia U-22.