berita-hari-ini

Angkot Dan Ojek Online Sepakat Berdamai

Kamis, 23 Maret 2017 | 10:46 WIB

METROPOLITAN - Pasca-bentrokan di Terminal Laladon Kabupaten Bogor, perwakilan pengendara ojeg daring (online) dan supir angkutan kota melakukan pertemuan di Markas Polisi Resor Bogor, Rabu, 22 Maret 2017 pukul 21.00 WIB. Kedua belah pihak sepakat tidak melanjutkan perselisihan dan menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

Pertemuan yang dipimpin Kepala Polres Bogor, Komando Distrik Militer 0621 dan Dinas Perhubungan menghasilkan rencana pembentukan tim gabungan seluruh unsur yang terlibat. "Tim tersebut akan mengcover kabar-kabar hoax yang memprovokasi masing-masing pihak. Perselisihan yang terjadi selama ini akibat kabar-kabar seperti itu," kata Kapolres Bogor Andi M Dicky Pastika seusai pertemuan.

Pihak kepolisian meminta para supir angkot dan para pengendara ojeg online menghindari aktivitas kumpul-kumpul di suatu tempat. "Saat ada perkumpulan di suatu tempat bisa berpotensi menimbulkan anggapan negatif orang lain baik supir angkot maupun ojeg," kata Dicky.

Pemerintah daerah diakui Kepala Dishub Eddy Wardani menyanggupi mengganti kerusakan yang timbul dari bentrokan beberapa hari ini. Bentrokan tersebut setidaknya merusak sejumlah angkot. "Kami akan mengganti kaca-kaca angkot yang rusak itu karena ini masuknya bencana sosial," katanya menegaskan.

Perwakilan kedua belah pihak berharap peraturan terkait hal itu bisa segera ditetapkan pemerintah pusat.

Sebelumnya pada Rabu 22 Maret 2017 sore, Sekelompok supir angkot dan pengemudi ojek daring (online) bentrok di Terminal Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Meskipun gesekan antara kedua belah pihak terjadi dalam tiga hari terakhir, Bupati Bogor Nurhayanti enggan mengambil tindakan sebelum Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32/2016 terkait pembatasan angkutan online ditetapkan awal April 2017.

Bupati menegaskan pemerintah daerahnya tidak bisa membatasi operasional angkutan online. Ia hanya berharap pemerintah ​pusat segera menetapkan peraturan terkait untuk mengatasi gejolak antara kedua belah pihak. Pemerintah daerahnya belum berencana mendesak percepatan penetapan aturan tersebut. "Nanti kita tunggu hasil dilapangan," katanya di Pendopo Bupati, Rabu, 22 Maret 2017.

Nurhayanti bersikukuh menyatakan kondisi perselisihan antara pengusaha angkot dan pengemudi ojeg online belum mengkhawatirkan. Ia berpesan pada kedua belah pihak agar menahan diri dan menjaga keamanan ketertiban lingkungan. Gesekan yang terjadi dianggap menimbulkan kerugian yang lebih besar. "Tak ada pilihan selain menahan diri," katanya menegaskan.

Bentok di perbatasan wilayah kota dan kabupaten itu terjadi sekitar pukul 16.00. Menurut salah satu saksi mata, Ramdhani (30), bentrokan dipicu aksi sejumlah supir angkot yang menegur pengemudi ojek online yang beropeasi meski tidak memakai atribut perusahaannya. “Sempat adu mulut di antara mereka, lalu driver ojeg online dipukuli dan motornya dirusak,” kata dia.

Tidak lama kemudian, ratusan pengemudi ojeg online mendatangi tempat berkumpul para supir angkot di terminal Laladon hingga bentrokan pun tak terelakkan. Akibat bentokan, sejumlah kendaraan di sekitar terminal mengalami kerusakan ringan. Bentrokan itu bisa diredam setelah petugas kepolisian gabungan dari Kota dan Kabupaten Bogor tiba di lokasi.

Selama bentrokan, akses jalan menuju tempat kejadian ditutup untuk menghindari bentrokan dan kerusakan lebih luas. Namun, masih ada saja warga yang mendekat untuk melihat langsung bentrokan di sana. Kepala Polisi Resor Kota Bogor Ulung Sampurna Jaya Kapolres Bogor Andi M Dicky Pastika mendatangi langsung lokasi tersebut untuk mengamankan.

Setelah situasi kembali kondusif, pelayanan transportasi di sekitar lokasi tak berjalan. Banyak di antara penumpang kereta listrik terlantar akibat tak ada angkutan umum yang beroperasi. Kedua kelompok yang berselisih digiring petugas kepolisian ke Balaikota Bogor untuk melakukan mediasi dengan Walikota Bogor.

Sumber : pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini