METROPOLITAN - Budaya gotong-royong yang hampir punah di era modern ini ternyata masih dilakukan warga Kampung Pagarjangkung, RT 03/06, Desa Situilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Dengan membawa cangkul, ember dan gerobak, puluhan warga kerja bakti membuka akses jalan penghubung dua desa sepanjang 480 meter.
Sekretaris Desa Situilir Ujang Supatma menuturkan, jalan tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun hanya bisa dilalui pejalan kaki. Sehingga kendaraan yang akan mengangkut hasil tani berhenti di perbatasan. Alhasil, petani pun membawanya cukup jauh.
Dengan cairnya Dana Desa (DD), pemdes mengalokasikan anggaran tersebut pada pembukaan jalan di Kampung Pagarjangkung, Desa Situilir, dengan Situudik, Kecamatan Cibungbulang. “Pembukaan jalan ini atas usul warga dan tokoh masyarakat. Alhamdulillah jalan setapak sepanjang 480 meter sekarang bisa lalui mobil,” katanya.
Pada 2016, sambung Ujang, pemdes bersama warga mengerjakan dua titik akses jalan yakni di Jalan Pagarjangkung RW 06 dan Kampung Bantarkaret RW 04. Warga tak hanya antusias. Mereka juga menghibahkan tanahnya untuk kepentingan jalan. Dengan begitu, selain jaraknya lebih dekat, perekonomian warga pun semakin meningkat. ”Setiap ada pembangunan, pemdes selalu melibatkan warga. Ini dilakukan agar masyarakat merasa memiliki dan menjaganya,” ujarnya.
Setelah akses jalan dibuka, kata Ujang, tinggal dilanjutkan pengerasan jalan dan terakhir pengaspalan. Ujang berharap budaya gotong-royong tetap dijunjung tinggi. Sebab dengan kerja bakti, persoalan yang menyangkut kepentingan warga bisa diselesaikan bersama. “Kami akan terus melanjutkan perbaikan jalan agar ke depan roda empat bisa masuk hingga dalam,” pungkasnya.
(ads/c/ yok/py)