Roda kehidupan manusia terus berputar. Ada masa seseorang berada di saat bahagia ada pula saatnya seseorang itu terpuruk. Itulah yang aku alami. Meski baru berumur 25 tahun, perjalanan hidupku tidaklah mulus. Aku melalui kehidupan yang penuh lika-liku.
Namaku Er. Kondisi ekonomi yang sulit dan kebutuhan yang semakin banyak membuatku sejak kecil harus tinggal bersama nenek. Ayah dan ibuku berada di luar kota untuk bekerja. Tinggal di rumah nenek inilah menjadi awal cerita kelam masa laluku. Saat masih berusia sepuluh tahun, aku mengalami pelecehan seksual yang dilakukan anak pamanku sendiri. Pelecehan seksual itu menimpa aku saat duduk di bangku kelas 2 dan kelas 4 SD. Aku mendapatkan pelecehan sebanyak tiga kali. Aku ingin marah saat itu tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku pun depresi.
Masuk usia remaja, aku kemudian mengenal pergaulan bebas dengan melampiaskan rasa kesepian dengan mengonsumsi narkoba. Aku menganggap narkoba adalah pelarian yang bisa menyenangkan, meski akan membuatnya terjebak dalam hal-hal negatif lainnya. Gara-gara jadi pemakai narkoba, aku sampai mencuri dan dikeluarkan dari sekolah. Namun itu semua tidak membuat orang tua menjadi lebih peduli.
Akhirnya demi mengontrol kenakalan yang aku lakukan, orang tuaku memutuskan memasukkan ke pesantren. Namun ternyata pesantren belum dapat membuat aku berubah. Meski telah tinggal di pesantren dengan nuansa agama yang kental, aku tetap menjadi pecandu dan sempat mengalami overdosis. Aku masih merasa orang tuaku tidak peduli dengan kondisinya. Beberapa tahun berlalu akhirnya aku hanya menyelesaikan pendidikan di jenjang SMP dan tidak lagi melanjutkan pendidikannya.
Mencoba bertahan hidup dan tidak lagi terjebak dengan hal-hal negatif, aku bertemu dengan seorang pria yang baik yang kemudian melamarku. Aku memiliki suami yang benar-benar menyayangi dan tidak pernah mempermasalahkan masa laluku. Hidup bahagia bersama suami yang menerimaku apa adanya membuat aku merasa bersalah, suami yang begitu baik dan setia terhadapku malah menimbulkan rasa bersalah yang mendalam. Suami tahu semua tentang masa laluku. Dia tidak pernah mengungkitnya. Hal itu yang membuat aku merasa bersalah dan tidak pantas untuknya.
Merasa tidak pantas mendapatkan suami yang begitu baik, aku berpikir untuk berpisah dari suami. Hal itu dilakukan supaya suami bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari pada diriku. Aku pun tergoda untuk selingkuh demi membuat suami bisa menceraikanku. Keinginanku sempat terkabul. Suamiku dua kali menjatuhkan talak. Saya sudah dua kali menikah dengan dia setelah jatuhnya talak, namun suamiku masih saja memaafkan semua yang aku lakukan dan kembali menerimaku dengan baik.
Seperti yang diceritakan Er kepada brilio.net