berita-hari-ini

Karya Seni Lukis Bakar Diminati Warga Belanda Dan Jepang

Senin, 22 Mei 2017 | 08:59 WIB

Melukis itu ternyata tidak selalu dengan media kanvas dan catnya. Banyak rupa yang dihasilkan para seniman di Indonesia ini. Salah satunya yang dilakukan seniman muda asal Sukabumi, Mochamad Shidiq Syaefulrachman (24). Kini pemuda lulusan jurusan otomotif SMKN 4 2011 ini sedang menekuni seni lukis bakar dengan media kayu dan alat pen menyerupai solder listrik.

PULUHAN karya lukisnya mulai dari gambar pemandangan alam, binatang hingga wajah-wajah musisi dunia telah dihasilkannya. Belum lagi lukisan-lukisan sesuai pesanan, seperti lukisan keluarga dan wajah pribadi. Bahkan dua warga ne­gara Belanda dan Jepang turut pula me­mesan wajahnya untuk dilukis pemuda asal Gang Lipur, Jalan Ahmad Yani, Kelu­rahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi itu. ’’Awalnya saya iseng saja. Saat itu sedang memperbaiki radio, saat itu soldernya yang masih panas saya coba dipakai menggambar di atas kayu dan ternyata bisa,’’ ungkap Shidiq, pang­gilan akrab Mochamad Shidiq Syaeful­rachman kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Sabtu (20/5).

Karena penasaran, lanjut dia, menggam­bar dengan alat solder listrik di atas kayu itu terus dipelajarinya secara otodidak. Sejumlah gambar sketsa wajah musisi du­nia seperti John Lennon dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) almarhum Munir berhasil dilukis di atas kayu. ’’Saya belajar secara otodidak walaupun darah seni saya mengalir dari ayah saya. Ayah dulu pernah juga melukis waktu di Taman Mini Jakarta,’’ tutur putra semata wayang pasangan Man­sur Zaelani dengan Ai Sumiati.

Menurut dia, tidak semua kayu dapat dijadikan media melukisnya. Hanya ada tiga jenis kayu yang biasanya dipakai se­bagai media, antara lain pinus, damar dan bayur. ’’Dari ketiga jenis kayu ini juga pu­nya karakter masing-masing. Sebelum melukis, kayu-kayu yang akan dijadikan media menggambar itu harus dibuat se­halus mungkin. Makanya dalam prosesnya harus diampelas semua permukaannya agar rapi. ’’Barulah dibuatkan sketsanya dulu, setelah itu baru dilukis. Setiap gam­bar yang dilukis memerlukan waktu yang berbeda-beda. Kalau ukuran kecil biasanya lebih sulit, ya ada yang selesai seminggu ada juga yang sampai sebulan,’’ tutur dia.

Hasil karya lukis di atas kayu ini, kata Shidiq, banyak pesanan dari luar Suka­bumi. Sebab, awalnya beberapa foto hasil karyanya itu sempat dipajang di media jejaring sosial Facebook dan akun Instagram miliknya, Munafvck Official. ’’Alhamdulillah banyak yang mengapresiasi dan juga me­mesan untuk dibuatkan lukisan wajahnya. Termasuk warga Belanda dan Jepang yang juga minta dilukis di atas kayu,’’ aku Shidiq.

Ke depan, dia berharap ingin mengembang­kan hobi menggambar desain dan melu­kis di atas kayu dengan alat bakar ini menjadi salah satu usaha yang dapat men­ghasilkan uang. ’’Kalau saat ini masih se­batas hobi saja. Tetapi ke depan saya berharap hobi ini memang benar-benar dapat menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan hidup,’’ harap pemuda yang juga pernah menjadi buruh pabrik kon­veksi ini.

(bud/kkom/ram/run)

Tags

Terkini