Sebagaimana pembaca maklum, begitu banyak kemuliaan Ramadan diberikan oleh Allah SWT kepada mukmin yang berpuasa, diantaranya akan dihapus dosanya jika dia berpuasa dengan penuh keimanan dan hanya mengharap ridha Allah, sebagaimana bersabda Nabi Muhammad dalam haditsnya, ”barang siapa yang berpuasa dengan iman dan hanya mengharap ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, bahwa makna dari kalimat “disertai dengan iman” adalah membenarkan bahwa lailatul qadar benar adanya, adapun makna dari “semata-mata mencari keridhaan Allah” adalah semana-mata mencari keridhaan Allah dan tidak mencampurinya dengan riya’ (pamer) dan lain sebagainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemuliaan lain dari bulan Ramadan, ada suatu malam di bulan Ramadan yang disebut “lailatul-qadar” yang secara explisit difirmankan oleh Allah dalam surat Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : “sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (1). Dan tahukah kamu apa malam kemulian itu? (2). Malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan (3). Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin tuhannya untuk mengatur segalaurusan (4). Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5).
Pertanyannya : kapan akan turun malam Qadar itu? Disini para ulama berbeda pendapat, namun berdasarkan hadits Rasulullah SAW, bahwa kita disuruh mencari lailatul-qadr pada sepuluh malam akhir Ramadan yang dikenal dengan istilah asyurl awakhir. Terutama pada malam-malam ganjil, tanggal, 21, 23, 25, 27 ataupun 29 Ramadan.
Sebagai mukmin dan shaimin, kita tentu sangat rindu ingin berjumpa dengan malam qadr karna nilai ibadah pada malam itu lebih baik dari pada seribu bulan atau 83 tahun lebih. Luar biasa, Allah melipat gandakan pahala amal shalih dan ibadah pada malam qadr itu. Oleh karena itu, untuk menyambut datangnya lailatul qadar, dianjurkan beberapa amalan-amalan antara lain, memperbanyak shalat, berdoa dan lainnya. Disunahkan pula menghidupkan lailatul qadar dengan beribadah, seyogyanya mencari lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh imam bukhari berikut : diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahhuanha, iya berkata; “dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menanti sepuluh hari terakhirdari bulan Ramadan dan bersabda: “berusahalah mencari lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan.” (HR.Bukhari)
Dalam kitab “Ash-Shahihain” disebutkan:
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata: “dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika telah memasuki sepuluh terakhir dari bulan Ramadan beliau menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya, semangat dan mengencangkan kainnya (sangat giat dalam menjalankan amaliah ibadah).” (HR.Bukhari dan Muslim)
PENJELASAN ORANG YANG MENDAPATKAN PAHALA LAILATUL QADR
Orang yang menghidupkan malam lailatul qadr dan benar-benar menemukan lailatul qadr, maka dia akan menerima pahala lailatul qadar, meskipun ia tidak mengetahui secara hakiki terhadap lailatul qadar baik nur (cahaya) maupun kekhususan-kekhususannya. Baik dalam keadaan terjaga maupun tidur. Hal ini sebgaiman hadis yang diriwayatkan pleh Imam Muslim berikut:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “barangsiapa yang shalat pada malam lailatuh qadar disertai iman kepada Allah dan semata-mata mencari keridhaan Allah maka dosa-dosanya yang telah lewat akan diampuni.” (HR.Muslim)
Pada malam lailatul qadar disunnahkan memperbanyak membaca doa sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radhiyallahu ‘anha berikut ini:
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha,iaberkata; “saya bertanya: “ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku menemukan lailatul qadar, apa yang aku baca?” lalu Rasulullah sahllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “bacalah doa; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWUN KARIM TUHUBBUL-‘AFWA FA’FU ‘ANNI (Ya Allah Engkau adalah zdat yang Maha Memberi Ampun dan dzat yang Mulia, engkau menyenangi pemberian maaf, maka berilah maaf kepadaku).” (HR.at-Tirmidzi)
TANDA-TANDA LAILATUL QADAR
Di antara tanda-tanda lailatul qadar adalah matahari terbit pada pagi hari dengan sangat terang tidak nampak kabut sama sekali, hal ini karena kuatnya cahaya yang turun pada malam lailatul qadar, juga karena banyaknya malaikat yang turun, juga karena turunnya rasa tenang, serta ruh yang bersih yang tersebarantara langit dan bumi.
Di dalam kitab “Shahih Muslim”diriwayatkan dari Ubaiy bin ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “demi dzat yang tiada Tuhan melainkan Allah, sesungguhnya lailatul qadar terdapat pada bulan Ramadan, lailatul qadar adalah suatu malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammemerintahkan kepada kami para sahabat untuk menghhidupkannya dengan melaksanakan shalat, lailatul qadar terjadi pada malam keduapuluh bulan Ramadan. Diantara tandanya adalah matahari terbit pada pagi hari dengan sangat terang tidk nampak kabut sama sekali.”(HR.Muslim)
Di dalam kitab “musnad ahmad“ dengan sanad yang bagus di sebutkan, di riwayatkan dari Ubdah bin shamit radiallahu’anhu ia berkata, rasulullh shalallahu’alaihiwassalam bersabda : “sesungguhnya termasuk tanda tanda lailatul qadar adalah malam adalah yang sangat terang, seakan terdapat bulan yang bersinar dengan sangat terangnya, malam yang penuh ketenangan,cuacanya tidak dingindan tidak panas, bintang-bintang terangi benderang sampai datangnya pagi. Diantara tanda-tanda lainnya dalah matahari terbit dengan sangat terangnya tanpa diliputi kabut (bayangan) seperti rembulan purnama, pada saat itu syaitan tidak akan muncul.” (HR.Ahmad)