DI antara tanda-tanda lailatul qadar adalah matahari terbit pada pagi hari dengan sangat terang tidak nampak kabut sama sekali, hal ini karena kuatnya cahaya yang turun pada malam lailatul qadar, juga karena banyaknya malaikat yang turun, juga karena turunnya rasa tenang, serta ruh yang bersih yang tersebarantara langit dan bumi.
Di dalam kitab “Shahih Muslim”diriwayatkan dari Ubaiy bin ka’ab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “demi dzat yang tiada Tuhan melainkan Allah, sesungguhnya lailatul qadar terdapat pada bulan Ramadan, lailatul qadar adalah suatu malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammemerintahkan kepada kami para sahabat untuk menghhidupkannya dengan melaksanakan shalat, lailatul qadar terjadi pada malam keduapuluh bulan Ramadan. Diantara tandanya adalah matahari terbit pada pagi hari dengan sangat terang tidk nampak kabut sama sekali.”(HR.Muslim)
Di dalam kitab “musnad ahmad“ dengan sanad yang bagus di sebutkan, di riwayatkan dari Ubdah bin shamit radiallahu’anhu ia berkata, rasulullh shalallahu’alaihiwassalam bersabda : “sesungguhnya termasuk tanda tanda lailatul qadar adalah malam adalah yang sangat terang, seakan terdapat bulan yang bersinar dengan sangat terangnya, malam yang penuh ketenangan,cuacanya tidak dingindan tidak panas, bintang-bintang terangi benderang sampai datangnya pagi. Diantara tanda-tanda lainnya dalah matahari terbit dengan sangat terangnya tanpa diliputi kabut (bayangan) seperti rembulan purnama, pada saat itu syaitan tidak akan muncul.” (HR.Ahmad)
Tanda-tanda lailatul qadar yang telah disebutkan dapat memberikan semangat orang-orang mukmin untuk merengkuhnya dan mengisi malam tersebut dengan melaksanakan amalan ibadah, sedangkan tanda-tanda yang muncul setelah malam lailatul qadar dapat memberikan semangat kepada orang mukmin untukmemperbanyak ibadah setelah sebelumnya terjadi lailatul qadar. Karena cahaya lailatul qadar tetap terpancar hingga pagi harinya. Oleh karena itu, imam Nawawi rahimahullahu ta’ala dalam kitabnya “al-Majmu” (syarah/penjelas dari kitab “al-Muhadzdzab”) meriwayatkan bahwa disunahkan bagi setiap mukmin untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah di pagi hari dari malam lailatul qadar sebagaimana ia bersungguh-sungguh pada malam lailatul qadar. Dan untuk menjaga agar kita berjumpa dengan malam qadr tersebut, maka hendaknya kita sudah istiqomah dalam beribadah Ramadan sejak awal bulan. Dan terus sampai akhir bulan Ramadan kita tetap konsisten menjaga ritme dan semangat ibadah kita. Semoga demikian adanya. Aamiiin
Bogor, 13 Ramadan 1438 H.14 Juni 2017 M.
(*)