BAHKAN, sudah banyak surat ajuan pemerintah desa lain untuk melakukan study banding ke Desa Cilebut Barat untuk mendapatkan bekal pembelajaran agar bisa memandirikan masyarakat menuju peradaban melalui BUMDes yang tersedia.
Informasi yang dihimpun, BUMDes yang dididirikan empat tahun itu menyasar pada jasa penyewaan penitipan kendaraan roda dua. Tepatnya, dilahan pelataran kantor Desa Cilebut Barat seluas 300 meter dan bisa menampung sebanyak 210 unit motor untuk parkir. Tapi, pengoperasian BUMDes tersebut hanya dibuka setiap Senin – Sabtu. Sedangkan, dihari libur Nasional lokasi penyewaan ditutup.
Kepala Desa (Kades) Cilebut Barat Muhadi menuturkan, selain program unggulan pemerataan infrastruktur, dan peningkatan saluran air, Pemdes Cilebut Barat juga fokus pada program pemberdayaan masyarakat. Yakni, melalui BUMdes tersebut.
“Yaitu, jasa penyewaan motor. Kami siapkan tiket sewa Rp5000 untuk setiap unit motor dilahan yang disediakan selama 24 jam,” ujarnya kepada Metropolitan kemarin.
Muhadi mengatakan, 60 persen yang dihasilkan dari penjualan tiket tersebut ditujukan untuk penguatan modal usaha masyarakat. Sehingga, warga tidak melakukan pinjaman ke renternir. Tapi, warga yang mendapatkan bantuan dari hasil BUMDes ini harus menyertakan foto copy KTP dan KK untuk syarat mendapatkan modal tersebut.
“Cara pembayaranya bisa dengan cara bagi hasil. Juga, tidak ditentukan tanggal waktu pembayarannya. Karena, dari awal saat mendapatkan pinjaman sudah dimusyawarahkan terlebih dahula. Bagaimana juga, hasil dari BUMDes ini merupakan masyarakat. Jadi dari masyarkat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” bebernya.
Sementara, lanjutnya 10 persen lainnya untuk hasil pendapatan desa, 5 persen untuk kegiatan sosial, dan 25 persen untuk pembayaran pegawai BUMDes yang menjaga kendaraan milik warga. “Saya berharap, dengan badan usaha ini bisa mensejahterakan warga Desa Cilebut Barat dan menuju perdaban yang sesungguhnya,” pungkasnya.
(yos/b/yok)