SEPERTI yang disampaikan Kardi (50), Ketua RT 02/06, Kampung/Desa Sampora, Kecamatan Cikidang. Ia mengeluhkan banyaknya persoalan akibat tidak tepatnya penyaluran rasta kepada masyarakat yang tidak benar-benar miskin. “Saya bingung juga kenapa sasaran penerima rasta ini turun kepada warga yang mampu. Sementara yang layak atau yang benar-benar kondisinya miskin justru tidak menerima. Kondisi ini memicu kecemburu an sosial dan memicu hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di masyarakat,” kata Kardi kepada Metropolitan, kemarin. Kondisi ini jelas sangat berdampak, sehingga mengganggu kinerja Ketua RT/RW bahkan sampai ke pemerintahan desa. Mungkin saja kondisi seperti ini dirasakan sama oleh semua pengurus RT yang ada di desa ini. “Masalahnya keluarga yang mampu kok bisa dalam daftarnya menerima bantuan, tapi justru yang benar-benar miskin malah tidak menerima. Kalau kondisi seperti ini,
menurut saya lebih baik rasta tidak turun lagi deh,” keluhnya. Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Sampora Holili SP langsung merespons cepat. “Permasalahan ini akan kita tindak lanjuti dan secepatnya akan mengadakan rapat pertemuan semua RT/RW di desanya,” tegasnya.
Menurut Holili, nantinya semua keluhan para Ketua RT akan ditampung dan akan segera dilaporkan ke pemerintah melalui Kecamatan Cikidang. “Kami tidak menginginkan adanya prasangka masyarakat kepada kami, karena yang menentukan data si penerima rasta itu adalah dari pusat dan bukan data terbaru dari kami,” jelasnya. Terkait keluhan para Ketua RT, Holili berjanji akan mengadakan pertemun dan pendataan ulang mana yang layak menerima dan yang tidak. Ia berharap kepada penerima rasta yang kiranya merasa tidak layak menerima tapi menerima bantuan, diminta dapat berjiwa besar dan memberi bantuannya itu kepada yang seharusnya layak menerima. “Kita akan secepatnya mencari solusinya terkait keluhan para Ketua RT ini,” pungkasnya.