berita-hari-ini

Ciptakan Generasi Emas dari Puspaga

Rabu, 2 Mei 2018 | 08:03 WIB

-

METROPOLITAN - Sejak 31 Januari 2018, Bumi Pasundan yang terdiri dari enam kecamatan dan 68 kelurahan itu kini memiliki Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Kendati masih seumur jagung, rancangan lembaga yang diresmikan Wali Kota Bogor empat bulan lalu itu tak asal jadi. Ya, terdapat pencetus, perintis dan relawan yang rela menghabiskan waktu demi kegiatan sosial kemasyarakatan itu. Khususnya dalam memenuhi hak anak.

Para relawan tersebut menamakan diri Tim Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (TPATBM) Kelurahan Curug. Lembaga yang sudah memiliki lebel hukum itu pun saat ini beralamat di Perumahan Bogor Raya Permai Blok FE, RT 02/13, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Wakil Koordinator Puspaga Kota Bogor Agus Rianto menjelaskan, keberadaan Puspaga berfokus pada wadah sarana belajar masyarakat dalam memenuhi hak anak dan berupaya meningkatkan kualitas kehidupan menuju keluarga sejahtera.

Terdapat tahapan program pada lembaga tersebut, yakni melalui peningkatan kapasitas orang tua, keluarga atau orang yang bertanggung jawab kepada anak dalam menjalankan tanggung jawabnya mengasuh dan melindungi anak," jelasnya yang juga Ketua RW 13 itu.

Ia mengatakan, program Puspaga sejalan dengan pengembangan Kota Layak Anak (KLA) yang sebelumnya sudah ditetapkan di UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Termasuk diatur dalam Perda Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan KLA. "Selain itu, lembaga ini ikut juga mengawasi perlindungan anak dari sikap kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah serta penelantaran anak," paparnya.

Sementara untuk ruang lingkup Puspaga, lanjut Agus, meliputi pelayanan pengasuhan anak berbasis hak anak, sehingga perlindungan dan pemenuhan hak anak dapat tercapai dengan baik. “Sementara prinsipnya nondiskriminasi. Mementingkan kepentingan terbaik bagi anak, terlebih hak untuk hidup dan perkembangan pola pikir anak dalam tata cara menghargai pandangan agar mudah diakses keluarga mereka," katanya.

Tujuan lainnya, tambah Agus, yaitu tersedianya layanan satu pintu keluarga, holistik, integratif berbasis hak anak. Termasuk tersedianya pembelajaran keluarga melalui pendidikan bagi orang tua, calon orang tua dan orang yang bertanggung jawab kepada anak-anak mereka. "Juga tersedianya tempat konsultasi dan konseling bagi anak, orang tua dan orang yang bertanggung jawab terhadap anak serta tersedianya tempat penghubung rujukan sebagai solusi bagi permasalahan anak dan keluarga," jelasnya. Khususnya, sambungnya, untuk menguatkan kemampuan keluarga dalam mengasuh dan melindungi anak. Untuk itu harus ada sinergitas kerja sama antara pusat dan daerah dalam pemenuhan hak anak, terutama dalam mengenal pembelajaran keluarga itu sendiri. "Sasaran pelayanan ini antara lain membidik anak, orang tua atau wali, calon orang tua dan orang yang bertanggung jawab terhadap anak," bebernya. Secara global, imbuh Agus, program kegiatan Pusapaga yaitu memberi pelayanan pencegahan, pengurangan risiko dan penanganan kasus.

Informasi terhimpun, saat ini network mitra Puspaga dan TPATBM Kelurahan Curug di antaranya, DPMPPA Kota Bogor, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bogor, Pusat Pelayanan Terpadu, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), Rumah Psikologi Bogor, BNNK Bogor dan RS Marzuki Mahdi Bogor.

Anggota Koordinator Puspaga Kota Bogor Himawan Satyaputera (50) menambahkan, awal mula terbentuknya Puspaga merupakan cikal bakal dari tim PATBM di Kelurahan Curug yang saat itu berawal dari perkumpulan warga pada perayaan HUT Republik Indonesia, 17 Agustus 2015. “Pada pertemuan itu, kami membahas permasalahan lingkungan dan sosial dan kami berawal membentuk TPATBM Kelurahan Curug,” jelasnya.

Berangsurnya waktu, program dapat berjalan dan mulai berdampak baik bagi di lingkungan RW 13. Mulai dari konseling anak dan keluarga, tersedianya lokasi untuk belajar bahasa Inggris, hingga membantu warga setempat untuk meneruskan jenjang pendidikan keperguruan lebih tinggi.

Pembiayaannya melalui budidaya ikan konsumsi yang dikelola TPATBM yang dijual setiap bulannya. Dengan rincian hasil penjualan dan modal untuk membiayai tambahan kuliah. Kami inginkan, setiap rumah harus ada yang menyelesaikan program S1. Sehingga diharapkan, warga Kelurahan Curug bisa menjadi insan berprestasi dan menjadi generasi emas untuk negeri ini,” bebernya lagi.

Setelah beberapa kegiatan bergulir, lanjut Himawan, TPATBM mendapatkan tantangan untuk bisa menjangkau pelayanan tersebut lebih luas hingga sewilayah Kota Bogor dengan kualifikasi yang diminta oleh Kementerian Perempuan, Perlindungan Anak (PPA) Pusat. Sehingga, pada akhir Januari lalu diresmikan. Saat ini, sambungnya memang terdapat dua kelurahan yang terpilih dan menjadi pilot project program seperti ini, antara lain Kelurahan Curug dan Kelurahan Ranggamekar. “Kami sangat mengapresiasi atas kepercayaan Pemkot Bogor. Semoga amanah ini bisa terjaga hingga di tahun seterusnya,” pungkasnya.

(yos/c/yok/run)

Tags

Terkini