berita-hari-ini

Demo Hari Buruh di Yogyakarta, Polisi Telah Menetapkan 12 Tersangka

Jumat, 4 Mei 2018 | 10:43 WIB

-
METROPOLITAN - Aksi demo hari buruh pada 1 Mei 2018 lalu merupakan aksi gabungan yang diikuti berbagai elemen mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Awalnya aksi ini berlangsung damai, namun harus berakhir ricuh karena ada perusakan pos polisi dengan bom molotov. Polisi saat ini sudah menentukan 12 tersangka dari kericuhan tersebut. Begini cerita dibalik aksi demo yang berakhir ricuh tersebut hingga perkembangan terakhir, seperti dihimpun
Kompas.com. Bermula dari cerita Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DIY Faizi Zain yang mengungkapkan bahwa aksi
demo di simpang tiga Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga diikuti dari berbagai elemen dan organisasi mahasiswa dari sejumlah kampus di DIY. Demo mahasiswa ini menamakan diri Gerakan Aksi Satu Mei (Geram). Aksi demo yang disepakati adalah aksi damai. Baca juga : Tersangka Aksi Demo Hari Buruh yang Ricuh di Yogyakarta Bertambah Jadi 12 Orang "Aksi itu aksi damai, Kami semua diawal sudah sepakat damai, tanpa anarkisme. Karena aksi
gabungan, masing-masing koordinator organisasi bertanggungjawab atas massa aksi dari organisasi masing-masing ," ujar Faizi melalui keterangannya, Rabu (02/05/2018) Dia mengungkapkan, setiap koordinator sudah menyampaikan ke pesertanya agar aksi tetap menjaga etika, tidak melanggar hukum, santun kepada masyarakat dan pengguna jalan. Hanya saja, saat para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Satu Mei (Geram) hendak menutup aksi dengan membacakan pernyataan sikap. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang masuk bergabung dalam aksi. Ciri-ciri mereka mengenakan pakian serba hitam.
Secara tiba-tiba orang-orang berpakaian hitam tersebut melakukan perusakan dan membakar pos Polisi Lalulintas di Simpang Tiga UIN dengan melempar molotov serta melakukan tindakan anarkis dan vandalisme. Baca juga : Aksi Demo Hari Buruh Ricuh di Yogyakarta, Polisi Amankan 69 Orang "Tindakan itu memprovokasi massa aksi lainnya dan menimbulkan reaksi keras masyarakat sekitar hingga gesekan tidak bisa dihindarkan. Padahal awalnya masyarakat melihat aksi dengan damai," urainya.
SUMBER : kompas.com

Tags

Terkini