METROPOLITAN - Dua tahun terakhir ini (2017-2018, red), Masjid Miftahul Jannah di Kampung Lebakwangi, RT 04/02, Desa Pemagarsari, Kecamatan Parung, mulai digunakan masyarakat untuk menunaikan salat Tarawih.
Informasi yang dihimpun, masjid ini sebelumnya merupakan musala yang berukuran 117 meter persegi dan sudah ada sejak 1988. Namun berkat keinginan yang kuat dari masyarakat setempat, musala itu ditingkatkan statusnya menjadi masjid besar sejak 2014.
Sarana ibadah tersebut memiliki luas 372 meter persegi secara keseluruhan (lahan wakaf warga, red) dan sudah memasuki 80 persen proses penyelesaian pada tahap pembangunan.
Pantauan Metropolitan, walaupun saat ini bulan puasa, pembangunan masjid tetap berjalan dan dikerjakan bersama-sama. Kegiatan itu tak mengendurkan semangat warga untuk memiliki sarana ibadah.
Ketua DKM Miftahul Jannah Muhammad menuturkan, khusus untuk luas bangunan masjid saat ini 300 meter dan 72 meter digunakan untuk taman. “Insya Allah ke depan kami akan canangkan untuk di-pavingblock agar tersedianya Taman Pengajian Alqurran (TPA) untuk anak-anak di wilayah sekitar,” ujar pria kelahiran 1967 itu kepada Metropolitan, kemarin.
Ia menjelaskan, untuk pembangunan masjid tersebut pihaknya memprogramkan bantuan dari masyarakat setempat yang diambil anggarannya setiap malam di depan pintu rumah warga. “Jadi setiap malam, selama 1,5 tahun warga menyumbangkan uang Rp1.000-Rp2.000 dan pengurus masjid setiap malam mengambil di depan pintu.
Alhamdulillah terkumpul cukup banyak,” paparnya.
Saat ini, sambungnya, masjid tersebut untuk tahun ini difokuskan untuk sarana jamaah dalam menunaikan salat Tarawih 20 rakaat dan tiga witir setiap malamnya.
“Setelah itu, pengurus masjid berserta jamaah menggelar salat fardu, tadarusan, itikaf, zikir berjamaah. Dan kami rencanakan jelang hari raya akan diadakan buka bersama warga RT 04/02,” kata Muhammad.
Sementara itu, Ketua Perluasan dan Pembangunan Masjid Miftahul Jannah Enin menambahkan, pembangunan sarana ibadah tersebut ditargetkan rampung akhir 2018 mendatang dan diperkirakan menelan anggaran tak kurang dari Rp1,2 miliar.
“Sumber dana yang diperoleh dari masyarakat. Saat ini kubah yang dipasang berdimater empat meter dengan tinggi enam meter. Kami juga akan bangun empat tiang di setiap sudut masjid setinggi enam meter. Jadi ada lima sudut termasuk kubah,” jelasnya.
Enin memaparkan, masjid tersebut untuk hari-hari biasanya digunakan sarana pengajian bapak-bapak di setiap malam Senin dan pengajian ibu-ibu setiap Selasa.
Tak kurang dari 80 jamaah ikut meramaikan masjid.