berita-hari-ini

Marwan Tolak Perluasan Kebun Sawit

Senin, 17 September 2018 | 09:12 WIB
Petani mengangkut hasil panen buah kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Kamis (10/2). Pemerintah Sulawesi Barat siap untuk membentuk peraturan daerah (Perda) tentang penetapan harga tandan buah segar kelapa sawit sebagai upaya untuk mencegah penentuan harga sepihak oleh perusahaan yang dianggap merugikan petani. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/nz/16

 METROPOLITAN – Bupati Su­kabumi, Marwan Hamami, me­negaskan tidak akan mengelu­arkan rekomendasi pengajuan perluasan lahan sawit di daerah­nya, khususnya di wilayah utara. Ia menilai kelapa sawit tak cocok untuk lahan pertanian di Suka­bumi. ”Wilayah Kabupaten Suka­bumi utara tanahnya berupa pegununangan dan tidak cocok untuk dijadikan areal tanaman sawit, apalagi pohon ini ba­nyak menyerap sumber air yang bisa berdampak kepada masy­arakat,” ujar Marwan, Minggu, (16/9) kemarin. Marwan menyatakan lahan perkebunan sawit di Kecama­tan Cikidang menimbulkan kekeringan saat musim kema­rau. Hal itu dibuktikan dengan banyak warganya yang kesuli­tan mendapatkan air. Perke­bunan sawit di Cikidang ini merupakan progam yang tidak tepat, karena di daerah itu se­harusnya ditanam karet atau teh. “Apalagi adanya perkebunan itu kurang berkontribusi ke­pada masyarakat sekitar yang ada malah menjadi masalah,” katanya. Cikidang sendiri merupakan daerah perkebunan teh dan karet namun, dalam perjalanan berubah menjadi areal tanaman sawit. Walaupun tujuannya pada saat itu untuk mening­katkan ekonomi masyarakat, namun kenyataannya tidak ada pengaruhnya. Secara tegas Marwan men­gatakan siapa pun yang mengajukan perluasan areal lahan perkebunan sawit akan langsung dicoretia meski pem­berian izin merupakan ke­wenangan bupati. “Diharapkan masyarakat pun bijak agar tidak memberikan dukungan per­luasan lahan tersebut,” ung­kapnya. (net/mam)

Tags

Terkini