METROPOLITAN - Warga Kampung Ciseureuh, RT 48/20, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Kota Sukabumi, Andri Firmansyah (36), harus menahan sakit di kepalanya selama bertahun-tahun akibat tumor kulit ganas yang menggerogotinya. Ia mengaku pada 2010 lalu merasakan ada benjolan kecil di bagian kulit kepalanya. Namun, semakin lama benjolan itu semakin besar dan sekarang terus mengalami pendarahan. Bahkan jika penyakitnya kambuh, ia harus merasakan sakit yang amat pedih di bagian kepalanya. Walaupun dahulu pernah dioperasi di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, tetapi belum sembuh total. “Sekarang malah tumbuh banyak benjolan. Setiap benjolan selalu mengeluarkan darah dan saya harus menahan rasa sakit itu setiap hari,” ungkapnya. Dalam waktu dekat, bapak satu anak ini akan dibawa ke rumah sakit di daerah Kota Bandung untuk menjalani pengobatan dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) karena ada rujukan dari Bunut. Namun, sejauh ini pihak keluarga masih terkendala keterbatasan biaya transportasi dan operasi di rumah sakit. Kehidupan Andri yang tinggal bersama seorang istri dan anaknya yang baru berusia sembilan tahun ini tergolong keluarga tidak mampu. Dengan pekerjaan hanya sebagai tukang ojek harian, membuat dirinya hanya bisa pasrah. Sebab, faktor kemiskinan membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Untuk pengobatannya terpaksa hanya dengan obat ramuan tradisional. “Waktu itu saya juga pernah balik lagi ke rumah sakit untuk berharap bisa diberikan pengobatan yang serius. Namun dari pihak rumah sakit tidak ada penanganan medis yang lebih serius lagi, hanya memberikan rujukan saja,” tambahnya. Kondisi ini tentu memerlukan uluran tangan dermawan, terutama dari pihak Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk membantu meringankan beban yang dialami Andri. (mas/els/run)