SUKABUMI - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi menilai perlu ada pemberlakuan sistem blok pada sekolah yang menyelenggarakan pawai samenan drum band ketika turun ke jalan.
Pasalnya, banyak sekolah di wilayah desa yang sama, dengan hari dan rute yang sama pula melakukan pawai bersama-sama dengan turun ke jalan sehingga banyak dikeluhkan karena berdampak kemacetan.
“Mungkin perlu diberlakukan sistem blok pada sekolah yang menggelar pawai samenan di wilayah yang berada di desa yang sama dan di hari yang sama dengan rute yang sama juga,“ kata anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi Heri Antoni.
Selain itu, lanjutnya, perlu dilakukan pawai pada satu tempat yang luas dengan konsep perlombaan. Sehingga para peserta bisa saling menunjukkan kebolehannya.
“Supaya lebih tertib lah, bila perlu disediakan tempat yang luas dan diarahkan dengan konsep perlombaan,” kata pria yang akrab disapa Heran (singkatan Heri Antoni, red) itu.
Selain itu, lanjut Heran, bisa juga dilakukan adanya pembatasan jumlah hari untuk sekolah yang akan melakukan pawai samenan tersebut. “Ya misalnya diberikan waktu cuma tiga hari, kan itu bisa juga,“ ujarnya.
Pemeritah daerah tentunya juga wajib melakukan sosialisasi dan menyebarluaskan ketentuan mengenai waktu dan lokasi tersebut kepada sekolah. Sebab, tambah Heri, jika hal ini tidak diatur tentunya pelaksanaan pawai drum band dengan turun ke jalan ini akan terus dilakukan.
“Memang seharusnya kenaikan kelas ini bisa digelar di lingkungan sekolah dan tidak harus turun ke jalan untuk iring-iringan karena dapat mengganggu arus lalu lintas dan dikeluhkan banyak pengguna jalan,” terangnya.
Heran menyadari bahwa arak-arakan dalam momen samenan sudah menjadi tradisi yang sering dilakukan pihak sekolah. Hanya saja ia berpendapat pelaksanaan kemeriahan itu dilaksanakan pada tempat yang kurang tepat. “Ya meski untuk sekadar hiburan dan sudah menjadi tradisi, tapi kasihan juga para pengguna jalan yang akan melintas,” pungkasnya. (hep/ade/suf/run)