Keramaian Kampung Pasirkondang, RT 01/02, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, mendadak mencekam. Kakek Barnas ditemukan tak bernyawa dengan posisi gantung diri, kemarin. Kakek 68 tahun itu diduga nekat mengakhiri hidupnya karena depresi akibat sakit di perut yang tak kunjung sembuh.
INFORMASI yang dihimpun Metropolitan, Kakek Barnas merupakan warga Kampung Benda, RT 04/08, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Ia pertama kali ditemukan gantung diri oleh adiknya. Saat itu sang adik hendak mengantarkan makanan ke kediaman korban.
“Ditemukannya sekitar pukul 08:00 WIB. Karena memang setiap hari adiknya selalu mengantar makanan. Pas masuk ke rumah, adiknya melihat sosok kakaknya tergantung. Seketika (adiknya, red) berteriak minta tolong,” kata Ketua RT 01 Huri Samsuri.
Ia mengaku mulanya tidak mengetahui peristiwa tersebut sebelum menerima laporan dari warga. Atas laporan tersebut, ia pun langsung mengecek kebenarannya hingga mendapati pria tergantung dengan tali merah membelit di lehernya. “Saya dapat kabar dari warga, ada yang gantung diri di ruko depan. Setelah itu saya ke lokasi. Dan betul, di lokasi sudah banyak orang menyaksikan yang gantung diri,” tuturnya.
Huri menjelaskan, menurut penuturan keluarga, Barnas memang tinggal seorang diri dan diduga mengalami depresi lantaran sering mengeluhkan rasa sakit di perutnya yang tak kunjung sembuh. “Ya menurut keterangan keluarga memang Barnas tinggal sendiri. Karena memang sering mengeluh sakit perut yang nggak sembuh-sembuh. Hingga akhirnya mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri,” ujarnya.
Setelah melihat kejadian tersebut, Huri pun langsung menghubungi aparat Polsek Cicurug untuk mengevakuai jenazah. Polsek yang tiba di lokasi pun langsung mengevakuasi jenazah ke RSUD Sekarwangi Cibadak. Tidak lama kemudian, jenazah langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di TPU Desa Tenjoayu. (dna/ade/rez/run)