METROPOLITAN.id - Tinggal di bekas kandang kerbau bukanlah kemauan Aleh (50). Keterbatasan ekonomi yang membuatnya terpaksa tinggal digubug reot tersebut bersama sang istri Hunawiah (40) beserta tiga anaknya. Derita tak sampai di situ. Beberapa bulan terakhir, Hunawiah mengalami maag kronis dan sakit paru sehingga hanya bisa terbaring lemah. Ketiga anaknya pun terpaksa putus sekolah karena tak ada biaya. Sang kepala keluarga, Aleh hanya pekerja serabutan. Apa saja dilakoni mulai menjadi tukang bangunan hingga mengangon kambing. Dalam sehari, Aleh mendapat uang hanya Rp30.000 - Rp50.000. Itu pun kadang tak setiap hari ia mendapat uang, sehingga kesulitan membeli makan. "Saya hanya buruh serabutan, boro-boro buat bangun rumah atau beli lahan. Buat makanpun saya kurang, kadng malah jarang makan," tutur Aleh saat ditemui Metropolitan.id di gubug tempatnya tinggal. Aleh sendiri hanya bisa pasrah dengan daya yang ada. Terlebih, sang istri sudah lima bulan hanya bisa berbaring lemah lantaran sakit yang diidap. Aleh menyebut sang istri sempat mengalami maag kronis dan sakit paru-paru. Saat ini, sang istri merasa kaki-kaki sulit digerakan dan beran badannya senakin turun. Hunawiah pun hanya dirawat seadanya di bekas kandang kerbau tersebut. Tidak ada kasur empuk atau bantal layaknya orang yang sedang dirawat saat sakit. Alas bale bambu yang menjadi teman setia Hunawiah sehari-hari.
-
-