METROPOLITAN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, merilis peringatan gelombang tinggi. Kondisi ini berbahaya bagi pelayaran dan wisatawan di pesisir Selatan Kabupaten Sukabumi.
Situs resmi BMKG merilis info pola sirkulasi angin di Samudra Hindia Barat Nias. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan 4-20 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur- Selatan dengan kecepatan 4-25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Bengkulu-Enggano, Perairan Barat Lampung, Laut Jawa, Perairan Selatan Jawa, Perairan Selatan Kalimantan. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.
BMKG menegaskan peringatan ini berlangsung hingga 11 Juli 2019. Staf BMKG wilayah Palabuhanratu, Rafdi Ahadi, menegaskan tinggi gelombang di Perairan Selatan Jawa Barat antara 2 meter sampai 5 meter, sementara untuk Perairan Utara Jawa Barat 0,5 meter sampai 2,5 meter.
Ini termasuk wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi dari Perairan Cisolok hingga Tegalbuleud. Rafdi mengimbau kepada masyarakat diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran dan yang tinggal di depan pesisir pantai untuk tetap waspada memantau setiap perkembangan di lapangan.
”Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” pintanya.
Terpisah, Koordinator Forum Komunikasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi, Oki Fajri, mengaku sudah menyosialisasikan peringatan ini kepada seluruh potensi pengamanan pesisir pantai.
“Begitupun untuk wisatawan yang masih berdatangan ke Pantai Palabuhanratu dan sekitarnya untuk waspada, hati-hati, senantiasa memerhatikan rambu-rambu, peringatan, larangan, petugas jaga apabila melakukan aktivitas mandi, sehubungan intensitas gelombang ombak Pantai Palabuhanratu yang lagi tidak bersahabat,” tandasnya. (skb/feb/run)