SUKABUMI - Imbas kekeringan, petani penggarap di Desa Sudajayagirang, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, beralih profesi menjadi buruh bangunan.
Sebab, lahan seluas 30,3 hektare yang sebelumnya diisi perkebunan dan tanaman hias itu mengalami kekeringan.
Kasi Pemerintahan Desa Sudajayagirang Deden Sutisna mengatakan, lahan perkebunan dan tanaman hias yang terdampak kekeringan berlokasi di RW 4, 5 dan 7. ”Seluas 30,3 hektare kebun tanaman hias yang terdampak kekeringan itu tidak bisa menghasilkan saat memasuki masa panen,” ucap Deden.
Kondisi itu membuat petani merugi hingga mereka memutuskan mencari penghasilan lain. “Banyak lahan yang ditinggal petani karena mereka berpikir akan rugi jika meneruskan berkebun. Sebagian petani penggarap yang nggak punya keahlian lari ke buruh bangunan,” katanya.
Menurutnya, kemarau tahun ini bukan hanya berdampak pada lahan perkebunan, tetapi juga berimbas pada 110 hektare lahan pertanian dan sayuran. Seperti yang terjadi di RW 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10 dan 11 di Desa Sudajayagirang.
”Sebagian besar dari wilayah tersebut tidak digarap petani karena kesulitan mendapatkan pasokan air. Itu juga ada sebagian yang masih bertahan menggarap lahan dengan memanfaatkan sisa-sisa air dari kolam penampungan. Tapi hasilnya tidak maksimal,” tuturnya.
Deden mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Sukabumi agar segera mendapatkan bantuan. ”Kami sudah menginformasikan ke pihak kecamatan. Mudah-mudahan segera ditindaklanjuti,” harapnya. (dna/ade/feb/run)