berita-hari-ini

Cerita Keluarga Soal Gadis Manis yang Tewas Tragis

Minggu, 21 Juli 2019 | 20:27 WIB
Rumah korban di Kampung Barengkok, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

METROPOLITAN.id – Kepergian Siti Novianti tentu saja meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga. Mereka tak pernah menyangka gadis manis berusia 21 tahun ini harus meregang nyawa secara tragis akibat terlibat kecelakaan dengan truk pengangkut tambang di Jalan Raya Kampung Barengkok, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Sabtu (20/07). Malam itu, sekitar pukul 19:30, korban berencana pergi ke rumah saudaranya di Kampung Sikeng, Rumpin. Korban kemudian berangkat menggunakan sepeda motor dibonceng keponakannya Suherlin Indri Partiwi (19) yang juga membawa adiknya ikut serta, Gio Ade Prakoso (5). Ketiganya melintasi jalur Rumpin – Parungpanjang yang memang biasa dilintasi truk pengangkut tambang. Di tengah jalan, korban sempat mengingatkan keponakannya yang mengendarai motor agar berhati-hati lantaran ada truk tambang yang ngebut persis di belakang mereka. “Awas ada mobil truk tronton ngebut di belakang,” kata Suherlin menirukan percakapan terakhirnya dengan korban. Karena posisi truk sudah dekat, dirinya panik dan mencoba membelokan sepeda motornya ke kanan ke jalan yang mengarah ke Parungpanjang. Nahasnya, truk tronton keburu menabrak bagian belakang sepeda motornya hingga mengakibatkan hilang kendali. Akibatnya, ketiganya terpental ke trotoar jalan. Suherlin mengalami luka di bagian kaki kanan sementara sang adik, Gio tidak mengalami luka berarti. Yang terparah justru Novianti karena mengalami luka serius di bagian kepala dan pinggang. “Bibi saya mengalami luka di bagian kepala dan tulang pinggang patahakibat terbentur ke trotoar,” ungkapnya. Novianti langsung dilarikan ke Rumah Sakit Selaras (RSS) di Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang untuk mendapatkan pertolongan. Namun sayang, nyawa korban tak terselamatkan. Mendengar anaknya sudah tak bernyawa, sang ibu, Sa’anah (61) mendadak lemas. Dirinya tak menyangka anak bungsung yang dikenal pekerja keras, baik dan ramah harus meningkalkan dunia di usia yang masih sangat muda. Sa’anah menceritakan, kepergian korban menyisakan duka yang sangat mendalam. Sebab belum genap setahun, tepatnya 7 bulan lalu, sang suami yang juga iorang tua korban pergi meninggalkannya lebih dulu. “Bapaknya meninggal 7 bulan lalu, anak bungsu saya ini mau melamar kerja paginya. Sebelum kejadian, sorenya saya punya firasat tidak enak,” tutur Sa'anah saat ditemui Metropolitan.id di kediamannya di Kampung Barengkok, Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Minggu (21/7). Semenjak ditinggal sang ayah tujuh bulan lalu, korban sempat berhenti bekerja dan menganggur. Belakangan, korban diketahui berencana melamar pekerjaan ke salah satu perusahaan di Tanggerang. Menurut Sa’anah, anaknya yang menjadi korban sering mengatakan keinginan memiliki uang Rp2 miliar dengan nada sambil bercanda. Uang itu diandai-andaikannya untuk membantu kakaknya yang berjumlah 10 orang. “Dia cuma bilang mau ngumpulin uang. Kalau udah dapat 2 miliar mau dikasih ke kakaknya,” kenangnya. (mul/b/fin)

Tags

Terkini