berita-hari-ini

Gamelan Bangun Wisata Kampung Kelinci

Jumat, 2 Agustus 2019 | 11:03 WIB

METROPOLITAN - Gerakan Masyarakat Melestarikan Hutan (Gammelan) bakal mewujudkan Kampung Kuta menjadi wisata Kampung Kelinci. Ini menyusul adanya bantuan 100 kelinci yang diberikan PT Amerta Indah Otsuka di Kampung Kuta tengah Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Rabu (31/7).

Ketua Gamelan Uci Sanusi mengatakan, dari 100 kelinci, ada tiga ekor yang jadi indukan. “Jenisnya ada yang lokal hias dan new zealand,”ungkap Uci.

Ia meyakini kalau pemberian kelinci ini bisa meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus sebagai wisata kampung kelinci di empat kampung . Meliputi, kampung Kuta Lebak, kampung Kuta Tengah dan Kampung Kuta Girang.

“Untuk harganya sendiri bervariasi. Misal jenis New Zealand usia 3-6 bulan rata-rata Rp500 ribu per ekor, untuk hias Rp300 ribu, kalau lokal Rp75 ribu kemudian untuk nilai ekonomis,”urainya.

Ke depan, ia pun mengaku akan lebih fokus pada pengembangan anak kelinci. Menurutnya, hal itu lebih mudah. “Usia 3 Minggu saja anak kelincinya sudah bisa kita jual sementara untuk kelinci daging butuh waktu 3 sampai 4 bulan," jelasnya.

Untuk pemasaran sendiri, pihaknya sudah bekerjasama dengan Bogor Rabbit Center (BRC) mereka akan menampung semua jenis kelinci. "Oleh sebab itu dari bantuan ini kita akan coba pilih calon induk tersebut akan kita sisihkan dan dipelihara kembali untuk dibagikan ke kelompok lain di masyarakat sekitar kita," pungkasnya.

Sementara GA & Legal Direktur PT. Amerta Indah Otsuka, Tri Junanto Wicaksono mengatakan bahwa selama ini pihaknya sudah cukup lama melakukan kerjasama baik dengan gamelan maupun masyarakat sekitar mulai dari ternak Lele, Kambing, dan lain sebagainya.

"Nah kenapa sekarang kita bicara kelinci, karena kelinci itu mudah berkembang biak sehingga bisa lebih banyak masyarakat yang ikut berkontribusi," ungkapnya di sela kegiatan peninjauan Ternak Kelinci di Kampung Kuta, Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Menurutnya, melalui Kampung Kelinci ini efek ekonomi bisa menyebar ke masyarakat yang lain tidak hanya di Gammelan saja. "Jadi skema kerja kita  dengan gamelan, ketika indukan kelincinya sudah berkembang biak maka kewajiban Gammelan menyerahkan kepada kelompok lain sehingga bisa terus berkembang," ujar dia.

Lanjutnya, tidak hanya fokus kepada satu kelompok tapi menyebar ke kelompok lain, makanya cita-cita kita untuk menjadikan Kampung Kelinci bisa terwujud.

Kata Junanto, kurang lebih ada 100 bibit kelinci yang diberikan kepada Gammelan dengan berbagai jenis, mulai dari kelinci Daging, Hias, hingga kelinci peliharaan.

"Dengan demikian saya berharap masyarakat dapat mengembangkan ekonomi dari kelinci ini bisa berkembang lebih banyak sehingga bisa terwujudnya wisata Kampung kelinci," harapnya. (win/ade/feb)

Tags

Terkini