METROPOLITAN - Keberhasilan budi daya ikan air tawar, terutama ikan gabus, sepertinya masih sangat sedikit karena tingkat kesulitannya yang cukup tinggi. Namun kelompok tani budi daya ikan gabus di Kampung Poncol, Desa Ciseeng, mampu membuktikan keberhasilannya dalam membudidayakan ikan gabus.
Ketua Kelompok Budi Daya Ikan Gabus Ciseeng, Mamat Macho (42), mengatakan bahwa keberhasilan tersebut dapat diraih selain karena hasil kerja keras dan pengalaman juga karena dukungan penuh dari sejumlah instansi terkait.
Seperti Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kabupaten Bogor, Pusat Riset Perikanan (Pusrikan), Balai Riset serta SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan. ”Dukungan dari para peneliti dan instansi terkait telah membantu kami memperlancar budi daya ikan gabus,” katanya.
Macho menjelaskan, sejak delapan tahun lalu dirinya memang berusaha melakukan budi daya ikan gabus. Ia mencari ikan gabus dari berbagai tempat, namun sangat sulit berkembang. ”Baru pada 2011, ada para peneliti ikan yang membantu saya mendapatkan bibit ikan gabus yang kualitasnya bagus,” ucapnya. Selain memberikan bibit unggul, para peneliti juga memberikan makanan khusus budi daya ikan gabus dari hasil penelitian bernama maggot. ”Jadi bibitnya bagus, kami juga diberi dan diajarkan menu pakan ikan gabus yang sangat berkualitas,” imbuhnya.
Ia menuturkan, saat ini kelompok tani yang diketuainya telah mampu membudidayakan puluhan ribu bibit ikan gabus. Keberhasilan budi daya itu telah mampu menambah penghasilan para peternak ikan. ”Alhamdulillah, dalam kondisi normal omzet kami bisa mencapai Rp8 hingga 9 juta per bulan,” tuturnya.
Macho mengungkapkan, pangsa pasar ikan gabus juga sangat bagus dan harga jualnya juga sangat tinggi. Saat ini selain bisa menjual bibit ikan gabus beragam ukuran, ia juga bisa menjual ikan gabus ukuran konsumsi serta ikan gabus indukan. ”untuk ikan gabus konsumsi harga jualnya bisa mencapai Rp60 ribu per kilogram,” tandasnya. (yos/c/ yok/run)