berita-hari-ini

50 Puskesmas Sudah Bisa Ngecek HIV/AIDS

Rabu, 4 September 2019 | 08:58 WIB

METROPOLITAN - Perilaku seks menyimpang adalah wujud nyata yang bisa menimbulkan penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS. Sejak tahun 2003, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat ada sekitar 1.900 orang pengidap HIV.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Bogor, Intan Widayati menjelaskan, tahun 2018 ada 222 pengidap penyakit mematikan yang belum ditemukan obatnya sampai sekarang. “Sampai semester I 2019 ini sudah ada 174 orang. Kalau dikalikan itu kemungkinan akan ada peningkatan,” jelasnya.

Menurut Intan, penambahan yang terjadi bukan semata-mata karena semakin menyebarnya penularan. Tetapi karena fasilitas untuk screening atau pengecekan terhadap pengidap HIV/AIDS di puskesmas semakin banyak untuk tahun ini. “Pada tahun 2003 saja kita hanya memiliki lima puskesmas yang bisa screening. Sekarang sudah ada 50 puskesmas yang bisa,” katanya.

Ia juga menambahkan, dengan kehadiran lima puluh puskesmas yang bisa melayani pengecekan terhadap HIV, maka masyarakat bisa lebih aktif dalam pengecekan. Agar data yang dimiliki Dinkes bisa lebih akurat. “Kalau semakin banyak orang yang diperiksa berarti semakin banyak yang ditemukan,dan kita berharap semua bisa aktif agar yang belum ditemukan (pengidap penyakit HIV) bisa kita data dan akan kita berikan pengobatan,” paparnya.

Terkait dengan wilayah yang memiliki pengidap terbanyak, dirinya enggan menyebutkan dimana wilayahnya. Agar stigma masyarakat yang sampai saat ini masih mengucilkan para pengidap HIV tidak semakin menjadi-jadi. “Di sinilah kita membutuhkan bantuan semua elemen untuk mensosialisasikan bahwa pengidap penyakit HIV itu jangan dijauhi, mereka juga manusia. Penyebarannya juga tidak bisa serta-merta menyebar hanya karena berkomunikasi,” terangnya.

Ditempat berbeda, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Resos) pada Dinsos Kabupaten Bogor, Dian Mulyadiansyah mengatakan bahwa pihaknya sampai saat ini masih gencar mensosialisasikan terkait pembinaan bagi para pelaku yang hidupnya rawan terkena HIV/AIDS. “Misalkan di kelompok PSK, kita berikan pemahaman bagaimana berperilaku dan menggunakan alat kontrasepsi. Ketika terindikasi terserang HIV kita himbau segera lapor kepada kominitas. Untuk waria, disamping Odha, kita berikan keterampilan. Insha Allah 40 hari ke depan, kita berikan pembekalan mental dari Dinsos, Kemenag dan lainnya yang berkaitan dalam hal ini," jelas Dian. (cr2/b/els)

Tags

Terkini