METROPOLITAN - Pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) yang menghubungkan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) terus digenjot. Di tengah proses yang sedang berjalan, muncul usulan perpanjangan trase untuk kereta ringan tersebut. LRT diharapkan tak hanya berakhir di Baranangsiang, Kota Bogor. Tetapi sampai ke kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan, wacana itu muncul dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Saat ini, BPTJ tengah melakukan kajian untuk mengatasi kemacetan di jalur Puncak yang hampir setiap akhir pekan dijubeli kendaraan. ”Ini sebetulnya yang kami tunggu dari BPTJ. Jadi ini hikmah dari BPTJ turun untuk mengkaji apa yang bisa menjadi solusi kemacetan Puncak,” kata Syarifah, kemarin. Menurutnya, pemerintah pusat memang menaruh perhatian untuk jalur Puncak. Berbagai upaya pun telah dilakukan, mulai dari pelebaran jalan hingga membangun jalur darurat di turunan Selarong. Rekayasa lalu lintas juga terus dilakukan, mulai dari pemberlakuan sistem satu arah atau one way hingga yang terbaru rencana kanalisasi. Tetapi langkah itu belum cukup memecah kemacetan di jalur wisata tersebut. ”Dari kebiasaan kerja BPTJ, dia akan uji coba dulu. Nanti akan dihitung datanya, mana yang paling efektif dan paling sedikit menimbulkan persoalan. BPTJ kini akan berkoordinasi dengan Kementerian PU untuk memperpanjang jalur LRT hingga Puncak. Tapi semua masih uji coba, belum sampai pada mana yang akan diambil,” ungkapnya. Meski wilayah Puncak berbukit, Syarifah yakin dengan teknologi yang ada, kondisi tersebut bukanlah masalah. Tiang-tiang penyangganya bisa diatur tinggi-rendahnya sehingga masih memungkinkan untuk dibangun. “Jika LRT benar-benar sampai ke Puncak, maka akan dibangun sebuah park and ride, di mana pengguna kendaraan pribadi bisa menyimpan kendaraannya di sana, lalu berpindah menumpang LRT hingga ke Gunung Mas. Masyarakat juga nanti bakal pindah ke transportasi massal jika memadai,” terang Syarifah. Senada, Bupati Bogor Ade Yasin menilai LRT bisa menjadi solusi kemacetan Puncak. Dirinya berharap rencana tersebut bisa benar-benar terealisasi. ”Sekarang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sedang fokus untuk pembangunan Jalur Puncak II. Saya rasa LRT juga bisa jadi solusi untuk masalah kemacetan,” singkat Ade Yasin. Meski demikian, rencana tersebut tampaknya tidak akan bisa terealisasi dalam waktu dekat. Sebab, perencanaan pembangunan LRT sendiri sudah diputuskan sampai Baranangsiang, Kota Bogor. Direktur Angkutan BPTJ Aca Mulyana mengatakan, rencana pembangunan jalur LRT hingga ke Puncak merupakan rencana jangka panjang. Bahkan, saat ini rencana tersebut masih dalam tahapan kajian dan masih dalam bentuk wacana saja. Sejauh ini, Aca mengaku atensi khusus yang diberikan BPTJ untuk mengurai kemacetan Puncak masih sebatas rekayasa lalu lintas dan pemantauan kondisi infrastruktur di lapangan. Namun selama seminggu ini, pihaknya sedang mengadakan rapat dengan PUPR dan juga Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mencari solusi macet Puncak. “Sejauh ini memang studi kita untuk LRT baru sampai Baranangsiang saja. Tapi kalau untuk jangka panjang, memungkinkan sih itu,” ujar Aca. Menurutnya, mimpi LRT sampai ke Puncak bukannya tidak mungkin terjadi. Namun saat ini pembangunannya akan diselesaikan dulu hingga ke Baranangsiang. Setelah semua selesai, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan hingga ke Puncak. “Pembangunan LRT sudah memiliki tahapannya, yaitu berujung di Baranangsiang. Setelah tahapan itu selesai, mungkin saja nantinya akan ada LRT di Puncak dan juga ke Bandung. Intinya kita fokus pada rekayasa lalin dulu,” tandasnya. (cr2/c/fin/run)