berita-hari-ini

Pengamat: LRT Jabodebek Belum Siap Operasi

Minggu, 13 Oktober 2019 | 16:10 WIB

METROPOLITAN.id - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai Light Rail Transit (LRT) Jakarta – Bogor – Depok - Bekasi (Jabodebek) belum siap 100 persen untuk dioperasikan. Pemerintah juga diminta tak terburu-buru mengoperasikan LRT sebelum semuanya benar-benar siap. Djoko mengatakan, beberapa hari lalu, ada kabar permintaan agar LRT Jabodebek beroperasi untuk lintas pelayanan Harjamukti (Cibubur) - Cawang sepanjang 14,95 kilometer. Lintasan ini memang sudah selesai secara konstruksi, namun belum dilengkapi dengan fasilitas sinyal, telekomunikasi dan listrik. Ditambah lagi pekerjaan konstruksi bangunan stasiun belum mencapai 50 persen. Di samping itu, jalan akses ke stasiun, fasilitas transportasi umum lanjutan dan lahan parkir bagi kendaraan bermotor dan tidak bermotor belum nampak sama sekali. Melihat kondisi ini, Djoko menilai wajar jika target beroperasi keseluruhan LRT di tahun 2021. Menurutnya, ada tahapan pengujian sistem LRT Jabodebek. Yaitu factory test, system test, integration test, system acceptance test dan trial run. Persyaratan operasi kereta sebelum dioperasikan untuk mengangkut penumpang meliputi persyaratan prasarana, sarana, operasi dan sumber daya manusia atau SDM. Djoko melanjutkan, Kementerian Perhubungan punya pengalaman ketika mengoperasikan LRT Sumatera Selatan, tahun lalu menjelang Asian Games. Karena waktu yang kurang cukup untuk persiapan berbagai macan test uji terhadap prasarana, sarana  dan demi mengejar target harus beroperasi sebelum Asian Games, akhirnya ketika dioperasikan kurang memuaskan publik saat itu. “Lain halnya dengan pengoperasian MRT Jakarta 2019. Karena tidak ada desakan harus dioperasikan saat sebelum Asian Games 2018, punya waktu cukup lama. Mulai persiapan hingga pengoperasian penuh hampir setahun. Tentunya, hasil yang didapat juga berbeda. Tidak banyak masalah yang timbul,” ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/10). Atas kondisi itu, supaya nantinya benar-benar siap operasi, Djoko menilai tidak perlu terburu-buru mengoperasikan LRT Jabodebek sebelum siap semuanya. Diperlukan SDM yang mahir dan handal. "Kesiapan SDM sendiri sedang dilakukan PT KAI bekerjasama dengan SMRT Singapura untuk mendidik sejumlah personel yang nantinya akan mengoperasikan LRT Jabodebek. Selain sudah ada yang sedang melakukan proses magang di PT KCI, kunjungan atau pelatihan SDM ke sejumlah negara yang sudah mengoperasikan LRT juga dilakukan," terangnya.
-
Jaringan LRT Jabodebek sepanjang 82,93 kilometer terbagi dua fase pembangunan. Fase pertama sepanjang 44,43 kilometer dengan 19 stasiun. Terbagi dalam tiga lintas pelayanan, yaitu lintas pelayanan 1 antara Cawang-Harjamukti (Cibubur) 14,89 kilometer dengan 4 stasiun, lintas pelayanan 2 antara Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 11,05 kilometer dengan 9 stasiun dan lintas pelayanan 3 antara Cawang-Jatimulya (Bekasi Timur) 18,49 kilometer dengan 6 stasiun. Sedangkan fase kedua sepanjang 38,5 kilometer terbagi tiga lintas pelayanan. Lintas Palmerah-Senayan 7,8 kilometer, lintas Cibubur-Bogor 25,0 kilometer dan lintas Palmerah-Grogol 5,7 kilometer. Stasiun Cawang merupakan pertemuan dari tiga lintas pelayanan. Stasiun Halim akan terhubung dengan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Fase pertama direncanakan selesai dan bisa beroperasi sebelum berakhir tahun 2021. Semula ditargetkan tahun 2019 sudah bisa beroperasi. (*/fin)

Tags

Terkini